Webinar Kedokteran Keluarga yang diselenggarakan oleh FKKMK UGM telah sampai pada seri yang ke-5. PSPG UGM dan PUI-PT Probiotik kembali berpartisipasi dalam webinar ini dengan Prof. Dr. Ir. Endang Sutriswati Rahayu, M.S. sebagai salah satu narasumber. Topik webinar yang ke-5 ini (26 Februari 2022), adalah sindrom metabolik dan manfaat probiotik. Sebagai pendahuluan untuk menjelaskan hubungan antara probiotik dan sindrom metabolik, kita ulas terlebih dahulu asal muasal probiotik dan manfaatnya bagi kesehatan tubuh, sebagai bentuk apresiasi terhadap tiga PENELITI terkemuka di bidang ini.
Pertama adalah Prof Elie Metchnikoff, yang diawal abad 20, menyampaikan sebuah teori longevity without aging – panjang umur dan tetap sehat. Teori ini disampaikan, setelah beliau melakukan studi pengamatan, bahwa masyarakat Bulgaria yang mengonsumsi susu fermentasi dengan bakteri hidup, memiliki umur panjang melebihi 100 th, dibandingkan dengan masyarakat lainnya. Beliau menduga bahwa bakteri baik yang terdapat pada susu fermentasi berperan di dalam menekan proses AGING, yang berlangsung di usus.
Kedua adalah Dr. Minoru Shirota, yang menyambut baik teori ini dengan melakukan isolasi bakteri yang mampu tumbuh diusus untuk melawan bakteri pathogen usus. Bakteri baik, Lactobacillus casei Shirota ini selanjutnya digunakan untuk starter proses fermentasi, dipasarkan dengan nama Yakult, mulai 1935 di Jepang. Produk ini sekarang dikenal diseluruh dunia, sebagai produk probiotik yang pertama.
Berikutnya, yang ketiga adalah Prof. Tomotari Mitsuoka (Universitas Tokyo), yang mengungkap peran mikroorganisme di dalam usus. Beliau menyampaikan bahwa di usus terdapat kelompok mikroorganisme yang menguntungkan, bersimbiosis dengan tubuh dan mendukung kesehatan tubuh. Namun, dilain pihak juga terdapat kelompok yang merugikan. Diperkirakan kelompok yang merugikan inilah yang berperan di dalam proses AGING. Kelompok mikroorganisme proteolitik/putrefaktif menghasilkan metabolit amine, phenol, indol, ammonia, hydrogen sulfida, toksin, dll yang terserap tubuh dan menyebabkan degenerative tubuh selama proses penuaan (aging). Hal inilah yang kemudian menjawab teori bahwa konsumsi bakteri baik dapat menyehatkan usus, karena dapat menekan bakteri yang merugikan sehingga terjadi balance of intestinal biota (Keseimbangan gut microbiota).
Penulis berkesempatan foto bersama beliau saat acara Seminar Intestinal Microflora (2003), yang setiap tahun diselenggarakan oleh Yakult, update perkembangan ilmu pengetahuan.
Kini, dengan perkembangan metoda dan alat, telah terungkap berbagai jenis mikroorganisme yang ada di usus (walaupun sampelnya dari feses), termasuk metabolit yang dihasilkan. Tim kami, juga telah mempublikasikan paper terkait dengan gut microbiota orang Indonesia, mulai dari bayi, anak-anak, pemuda sampai dengan lansia, termasuk anak-anak stunting serta para penyandang diabet dan obesitas.
Untuk mengungkap potensi masing-masing strain di dalam menyehatkan tubuh juga telah dilakukan melalui analisa whole genome sequence.
Perkembangan ilmu dan teknologi sungguh luar biasa cepatnya.
Silahkan visit publikasi kami di https://probiotics.wg.ugm.ac.id/
Tetap jaga usus agar tubuh sehat.
Salam probiotik