Saat ini, tuntutan jaminan pangan yang bergizi, aman dan bermutu terus meningkat. Keamanan pangan menjadi kunci dalam mencegah penyakit–penyakit via makanan (foodborne diseases). Konsumen menginginkan makanan yang bergizi dan aman sehingga masalah keamanan pangan menjadi sangat penting bagi industri dan bisnis pangan. Pelaku usaha pangan wajib memproduksi dan memasarkan pangan yang aman dan sesuai. Ketika masyarakat diharuskan tetap tinggal di rumah maupun melakukan rutinitas pada masa new normal, semakin banyak konsumen yang beralih ke e-commerce dan berbelanja ritel makanan secara daring. Banyak orang membeli makanan secara daring dari banyak situs ecommerce yang bermunculan sejak awal pandemi ini. Para ibu rumah tangga juga menciptakan ide-ide kreativitas yang dituangkan dalam berbagai produk makanan misalnya frozen food sehingga tantangan keamanan pangan juga meningkat seiring dengan munculnya berbagai ghost kitchen, dark kitchen, food trucks, food deliveries dll. Lantas, bagaimana cara menghasilkan makanan yang aman dan bermutu? Mari kita simak langkah-langkahnya:
Article
Oleh: Kartika Wulan Sari
Pada era new normal saat ini masyarakat membutuhkan makanan yang tidak hanya bergizi untuk menjaga imunitasnya dalam menghadapi penyebaran virus COVID-19, namun juga perlu makanan yang aman untuk dikonsumsi. Hal ini merupakan peluang untuk memperkuat keamanan pangan nasional. Salah satu faktor kunci dalam peningkatan keamanan pangan yaitu kompetensi sumber daya manusia (personal hygiene). Apabila penanganan bahan pangan mulai dari tahap persiapan, pembersihan, pengolahan hingga penyajian makanan tidak dilakukan dengan baik dan tepat maka berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap konsumen yaitu keracunan makanan. Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa sekitar 29% penyebab munculnya berbagai kasus keracunan di Indonesia karena faktor higiene perorangan. Seringkali kontaminasi berasal dari karyawan yang mengolah makanan. Kontaminasi ini terjadi karena adanya kontak langsung antara anggota tubuh karyawan dengan makanan, baik yang disengaja maupun tidak.
Author : Nancy EPM
Produk olahan susu saat ini sudah mengalami banyak perkembangan, berbagai produk tersebut diawali oleh peningkatan produksi susu yang terus meningkat dari tahun ke tahun yaitu 135033000,79 Liter pada tahun 2018 menjadi 165775000,02 Liter pada tahun 2019 (BPS, 2020). Peningkatan produksi susu tersebut diikuti oleh peningkatan konsumsi susu di Indonesia yaitu 14,184 Liter per kapita pertahun pada 2018 menjadi 18,56 Liter per kapita pertahun pada 2019 (BPS, 2020). Produk olahan susu yang paling umum kita ketahui adalah yogurt dan susu fermentasi. Konsumsi yogurt di Indonesia tahun 2020 menurut statiska.com sebesar 9,4 kg. Semakin banyak kalangan yang menyukai yogurt dan susu fermentasi maka semakin banyak pula produksi produk tersebut, dilansir dari data Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI (2019) yang menyatakan bahwa eksport yogurt di Inodnesia lebih tinggi dibandingkan importnya pada tahun 2018 yaitu 2046,11 ton dan 1201,05 ton.
Pusat Studi Pangan dan Gizi Unversitas Gadjah Mada (PSPG UGM) merupakan salah satu pusat studi yang didirikan sebagai upaya dalam mendukung pengembangan tridharma perguruan tinggi terutama dalam melakukan penelitian-penelitian di bidang pangan dan gizi, termasuk mikrobiologi pangan. Para peneliti PSPG terdiri dari dosen/pengajar lintas fakultas dan departemen di UGM yang handal dan telah lama berkecimpung di bidang keahliannya masing-masing. Salah satu penelitian yang ditekuni oleh para peneliti PSPG adalah penelitian terkait probiotik lokal dan gut microbiota.
Webinar Series Keamanan Pangan #2: Praktik Higiene dan Kesehatan Karyawan telah dilaksanakan pada tanggal 19 Juni 2020 dengan Narasumber Ibu Dra. I Gusti Ayu Adhi Aryapatni dari Balai Besar POM Jawa Tengah. Berikut ini adalah hasil tanya jawab Webinar Series Keamanan Pangan#2 tersebut. Sekali lagi, kami tim panitia mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh peserta atas partisipasinya yang sangat baik.
1. Arnis – Semarang
Produk pangan banyak berkembang di masyarakat, saah satunya produk dari industri rumah tangga, biasanya pemasaran secara online di masa pandemi covid sekarang ini. Banyak ditemui produk produk laris di pasaran skala bazar, ada yang tanpa ijin BPOM. Pertanyaan saya kepada Ibu Adhi Aryapatni. Bagaimana syarat-syaratnya untuk bisa terdaftar di BPOM dan mendapatkan ijin BPOM. bagaimana prosedurnya mengurus perijinan BPOM. Perlukah disertai label halal dari MUI ?
Beberapa informasi mengenai Chobio telah diulas pada beberapa artikel sebelumnya. Sekedar mengingat kembali, chobio merupakan produk cokelat susu dengan bakteri baik. Chobio dibuat menggunakan biji kakao lokal berkualitas yang bebas mikotoksin. Biji kakao yang digunakan untuk produksi chobio difermentasi menggunakan Lactobacillus plantarum HL-15, isolat indigenous yang diisolasi dari fermentasi kakao di Gunungkidul. Sedangkan bakteri baik yang ditambahkan yaitu bakteri indigenous Lactobacillus plantarum Dad-13, diisolasi dari makanan fermentasi tradisional dadih. Bakteri ini telah melewati serangkaian uji pre klinis maupun uji klinis dan terbukti memiliki manfaat untuk menjaga saluran pencernaan.
Kami telah mempublikasikan 3 penelitian terkait dengan gut microbiota orang Indonesia. Walaupun cakupan pengambilan sampel hanya terbatas di daerah Yogyakarta dan Bali, namun karena pola makan orang Indonesia tidak berbeda jauh satu daerah dengan daerah lainnya, termasuk pola hidup, kemungkinan gut microbiota yang telah dipublikasikan ini bisa mewakili Indonesia
Beberapa hal yang penting:
- Enterotype untuk orang Indonesia mulai dari anak-anak s/d usia lanjut adalah Prevotella enterotype
- Gut microbiota berkembang dengan cepat sejak bayi mulai mengonsumsi makanan pendamping ASI (MPASI)
- Microbiota bayi ternyata didominasi oleh Bifidobacterium dan Bacteroides (yang berbeda dengan gut microbiota ibu Indonesia yang memiliki Prevotella enterotype) – artinya bahwa gut microbiota sangat dipengaruhi oleh konsumsi ASI yang mengandung nutrisi khusus untuk Bifidobacterium, yaitu oligosakarida yang tidak tercerna, atau disebut sebagai Human Milk Oligosaccharides (HMOs). Hal ini juga mendukung pernyataan bahwa cara bayi yang dilahirkan (normal atau sesar) tidak banyak berpengaruh pada gut microbiota bayi. Gut microbiota bayi utamanya dipengaruhi oleh ASI.
- Pada bayi berumur 6 bulan lebih dan mendapatkan makanan pendamping ASI (MPASI) terjadi perubahan komposisi gut microbiota yang mengarah pada kemiripan gut microbiota ibu, yaitu dari Bifidobacterium/Bacteroidesenterotype menuju ke Prevotella enterotype. Hal ini didukung oleh pola makan yang mirip dengan pola makan si ibu, yang untuk orang Indonesia mengarah pada makanan berbasis nabati.
- Profil mikrobiota anak anak, pemuda, orang dewasa, serta lanjut usia pada dasarnya mirip, dan memiliki Prevotella enterotype, hal ini didukung pola makan orang Indonesia mengarah pada makanan berbasis nabati, berbeda dengan dengan orang China, Taiwan dan Jepang yang memiliki Bacteroides/Bifidobacterium enterotype yang didukung oleh pola makan berbasis hewani serta sumber karbohidrat yang berbeda.
- Populasi Bifidobacteriaceae menurun sejalan dengan bertambahnya usia. Di sisi lain, populasi Enterobacteriaceae cenderung meningkat. Kondisi ini tentu saja kurang menguntungkan karena mengganggu keseimbangan gut microbiota dan dapat menyebabkan dysbiosis pada para lanjut usia dengan dampak lebih lanjut ke kesehatan tubuh.
Referensi:
Diversity in gut bacterial community of school-age children in Asia (Nakayama, Rahayu ES, et al, 2015)
Untuk para pengusaha di bidang makanan dan minuman!! Bingung harus memiliki dokumen apa saja? Bingung cara mendaftarkan produknya? Ingin tahu perbedaan antara ijin BPOM dengan P-IRT?
Ayo bergabung di Webinar Series Keamanan #3 dengan topik “Tata Cara Pendaftaran Pangan Olahan” dengan narasumber dari BPOM Pusat.
Jumat, 3 Juli 2020
Pukul 09.00 – 11.00 WIB
melalui aplikasi cisco webex
Segera daftar di ugm.id/panganaman3 atau menghubungi Dina di 085643219449 (whatsapp)
Jangan sampai ketinggalan yaa 😃
Pada artikel sebelumnya telah disebutkan bahwa Listeria Monocytogenes merupakan bakteri psikrotrofik yang mampu hidup dan tumbuh pada suhu dingin. Hal ini artinya meskipun jamur enoki sudah disimpan di dalam kulkas, bakteri Listeria Monocytogenes yang ada di dalamnya masih bisa hidup dan tumbuh dengan cepat. Yang menjadi bahaya adalah ketika jamur enoki yang ada di dalam kulkas tidak diberi pembungkus atau tertumpuk dengan bahan makanan lainnya. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya kontaminasi silang. Bakteri Listeria Monocytogenes yang ada di jamur enoki, berpindah ke bahan makanan lainnya. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan kontaminasi silang?
Baru-baru ini kita dikejutkan dengan penemuan adanya kontaminasi bakteri Listeria monocytogenes yang terdapat pada produk enoki atau jamur yang di impor dari luar negeri. Kontaminasi Listeria pada bahan pangan dapat menyebabkan penyakit listeriosis. Listeria merupakan bakteri yang bersifat psikotropik atau tumbuh pada suhu dingin sehingga perlu dilakukan penanganan bahan pangan yang baik.
Kontaminasi bahan pangan sejatinya dapat dihindari apabila kita menerapkan proses penanganan bahan pangan yang sesuai seperti memasak menggunakan suhu yang tinggi (>80oC), cucu bersih bahan makanan dengan air yang mengalir dan apabila produk yang disimpan pada lemari pendingin seelah dikeluarkan jangan dimasukkan kembali lemari pendingin karena dapat menyebabkan tumbuhnya bakteri pathogen. Penyakit yang ditimbulkan oleh kontaminasi bakteri yang ada pada makanan biasanya disebut dengan Food Borne Disease.