Peneliti Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM yang diketuai Dr. Lily Arsanti Lestari, STP., MP. melakukan kegiatan penelitian dengan judul ”Pengaruh Konsumsi Protein Whey Komersial dan Solid Food dibandingkan dengan Whey Protein Evolene dengan Penambahan Evosorption pada Konsentrasi Asam Amino Serum, C-reactive Protein serum, dan Nitrogen Urin” bekerja sama dengan PT Anugrah Inti Makmur Indonesia dan PT Phytochemindo Reksa. Penelitian ini bertujuan untuk menilai dampak konsumsi protein whey komersial dan solid food berupa daging tenderloin dibandingkan dengan whey protein Evolene dengan penambahan Evosorption® pada kadar serum asam amino postprandial, serum CRP, dan kadar nitrogen urin.
Dalam dunia kebugaran, atlet gym memilih untuk mengonsumsi daging sapi, terutama tenderloin (has dalam) untuk program pemulihan dan pertumbuhan otot mereka. Hal ini disebabkan oleh kandungan protein tinggi yang melimpah serta kaya akan asam amino esensial, kreatin, dan karnitin (Wu, 2021; Pighin, et al., 2016; Wyness, 2016). Selain itu, tenderloin juga dikenal memiliki komposisi serat otot yang lebih tinggi, yang tidak hanya mendukung peningkatan massa otot tetapi juga mempercepat proses pemulihan setelah sesi latihan intensif (Cheng, et al., 2020).
Di sisi lain, protein pada susu telah banyak diteliti terkait perannya dalam perbaikan performansi dari latihan olahraga. Susu sapi mengandung campuran protein yang kompleks dengan sifat struktural dan fisiko-kimia yang berbeda. Protein dalam susu sapi dibagi menjadi dua jenis utama berdasarkan kelarutannya, yaitu kasein dan whey (Lajnaf, et al., 2022). Dibandingkan dengan sumber protein lainnya, kasein dan whey memiliki kandungan leusin terbesar (masing-masing 9,3% dan 11%), selain itu efeknya terhadap metabolisme protein dan laju pencernaan bervariasi (Trehan, et al., 2020). Jika dibandingkan kasein, whey protein lebih cepat dicerna, mudah tercampur, dan larut dalam air. Sebaliknya, kasein tidak larut dalam air, membentuk gel di usus, dan dicerna lebih lambat dibandingkan protein whey (Trehan, et al., 2020). Whey protein adalah bentuk protein yang paling optimal dan paling disukai karena faktor-faktor ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar asam amino postprandial TSAA (Total Serum Amino Acids) pada perlakuan whey protein Evolene dengan penambahan Evosorption® dan whey komersial keduanya mencapai puncak tertinggi pada jam ke-2. Namun, sampel whey protein Evolene dengan penambahan Evosorption® memiliki tren peningkatan tertinggi sebesar 13,2% jika dibandingkan perlakuan whey komersial dan 47,6% lebih tinggi jika dibandingkan solid food (p<0,05). Kadar asam amino posprandial BCAA (Branched Chain Amino Acids) pada kelompok perlakuan whey protein Evolene dengan penambahan Evosorption® memiliki tren yang lebih tinggi dibandingkan yaitu sebesar 16,9% lebih tinggi jika dibandingkan dengan perlakuan whey komersial dan 49,9% lebih tinggi jika dibandingkan dengan solid food (p<0,05). Persentase bioavailabilitas IAA (Individual Amino Acids) pada perlakuan whey protein Evolene dengan penambahan Evosorption® lebih tinggi dibandingkan dengan whey komersial dan solid food dengan nilai bervariasi dan peningkatan tertinggi masing-masing sebesar 43,5% dan 119%. Peningkatan kadar CRP (C – Reactive Protein) pada perlakuan whey protein Evolene dengan penambahan Evosorption® tidak berbeda dibanding perlakuan whey protein komersial dan solid food (p>0,05) sehingga dapat dikatakan bahwa whey protein Evolene dengan penambahan Evosorption® tidak menimbulkan inflamasi. Kadar urea nitrogen urin pada perlakuan whey protein Evolene dengan penambahan Evosorption® tidak berbeda signifikan jika dibandingkan dengan perlakuan whey komersial dan solid food (p>0,05), sehingga dapat dikatakan nitrogen yang dieksresikan sama jika dibandingkan perlakuan whey komersial dan solid food.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan Evosorption® yang merupakan enzim protease yang diisolasi dari buah pepaya lokal dapat meningkatkan pencernaan dan penyerapan protein whey evolene sehingga dapat membantu atlet gym untuk mendukung program pemulihan dan pertumbuhan otot. Penelitian ini juga sejalan dengan Fokus Tema Penelitian UGM di Bidang Kesehatan dan Obat, flagship penelitian UGM Kemandirian Bahan Baku Obat dan Alat-alat Kesehatan, serta mendukung SDG’s ke-3 yaitu Kehidupan Sehat dan Sejahtera (Good health and well-being).