KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Suatu hari di Yogyakarta pada 1973, Endang S. Rahayu sedang berpikir tentang kelanjutan studi ke perguruan tinggi.
Perempuan yang akrab disapa Trisye ini mengatakan, waktu itu, ibunya ingin ada salah satu dari lima anaknya yang menjadi bidan.
Harapan sang ibu timbul lantaran pekerjaannya sebagai perawat di Rumah Sakit Bethesda.
Namun, Trisye muda enggan untuk masuk kuliah yang berkaitan dengan kesehatan.
Pasalnya, sang kakak perempuan, Endang Sutristi, telah menjadi dokter dan kemudian dosen di FK UGM.