Universitas Gadjah Mada PUSAT STUDI PANGAN DAN GIZI
Universitas Gadjah Mada
  • Home
  • Tentang PSPG
    • Visi & Misi
    • Struktur Organisasi
    • Profil PSPG
    • Sejarah PSPG
  • Program Pelatihan
  • Penelitian
    • Penelitian Tahun 2013
    • Penelitian Tahun 2015-2016
    • Penelitian Tahun 2017 – 2018
    • Penelitian Tahun 2019 – 2020
  • Fasilitas
    • Laboratorium
      • Lab Kimia dan Biokimia Pangan
      • Lab Mikrobiologi Pangan
      • Lab Gizi Pangan dan Gizi Klinis
      • Lab Rekayasa Pangan
    • Divisi Food & Nutrition Culture Collection (FNCC)
    • Unit Produksi Probiotik dan Kultur Starter
  • Kerjasama
    • Dalam Negeri
    • Luar Negeri
  • Layanan
    • PROSEDUR & DAFTAR BIAYA JASA ANALISIS PSPG 2024
    • Prosedur Pendaftaran Sewa Lab (Umum)
  • Beranda
  • aflatoksin
  • aflatoksin
Arsip:

aflatoksin

Review: Tingkat Paparan Aflatoksin dan Dampaknya pada Pertumbuhan dan Kesehatan Manusia Khususnya Pertumbuhan Anak (Stunting), serta Upaya Penanggulangannya

ArticleBerita FotoPenelitianRilis Friday, 23 October 2020

Indonesia sebagai negara tropis tidak dapat terhindar dari serangan jamur benang (mold) beserta mikotoksin yang dihasilkan, diantaranya adalah aflatoksin. Aflatoksin adalah salah satu jenis mikotoksin yang dihasilkan oleh Aspergillus flavus dan A. parasiticus. Istilah aflatoksin, a berasal dari kata Aspergillus dan fla dari kata flavus. Aspergillus flavus dikenal sebagai penghasil aflatoksin yang utama. Toksin yang banyak mencemari produk pertanian kita ini tetap stabil dengan berbagai proses pengolahan termasuk dengan panas. Penerapan pasca panen, penggudangan, serta rantai pasok yang baik merupakan kunci untuk meminimalkan toksin ini dalam produk pangan. read more

Aspergillus flavus dan Para Saudara Dekatnya

ArticleBerita FotoPenelitianRilis Saturday, 15 August 2020

Oleh: Prof. Dr. Ir, Endang Sutriswati Rahayu, M.S.

Aspergillus flavus dikenal sebagai jamur penghasil aflatoksin yang merupakan mikotoksin paling berbahaya.  Bahkan nama aflatoksin diambilkan dari huruf a yang berasal dari kata aspergillus dan fla dari kata flavus.  Kasus aflatoksin ini mulai dikenal pada tahun 1960, saat tejadi kematian besar-besaran pada ternak, terutama kalkun, ayam, bebek.  Dari hasil pengamatan pada karkasnya membuktikan bahwa beberapa jaringan telah mengalami kerusakan dan terjadi akumulasi darah.  Terjadi pembengkakan liver secara bervariasi, dan warna liver juga berubah ke kuning pucat.  Beribu-ribu ternak telah mati pada kasus ini.  Hasil penyelidikan membuktikan bahwa, penyakit ini tidak disebabkan oleh mikroorganisme patogen maupun virus, namun oleh substansi beracun yang mencemari pakan yang dihasilkan oleh sejenis mold yaitu Aspergillus flavus.  Substansi yang sangat toksik ini selanjutnya disebut sebagai aflatoksin. read more

Berita Terbaru

  • Uji Klinis Evosorption Tahap Kedua
  • Peneliti Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM bekerja sama dengan PT Anugrah Inti Makmur Indonesia dan PT Phytochemindo Reksa melakukan Kerja Sama Uji Klinis Whey Protein Evolene dengan Penambahan Evosorption
  • DAFTAR BIAYA ANALISIS PSPG UGM 2024
  • PSPG Menerima Kunjungan BPOM Dalam Rangka Benchmark Pengembangan Baku Mikrobia
Universitas Gadjah Mada

Pusat Studi Pangan dan Gizi

Universitas Gadjah Mada

Jalan Teknika Utara Barek, Yogyakarta 55281

 cfns@ugm.ac.id

 (0274) 589242

 (0274) 589242

Instagram: https://www.instagram.com/pspg_ugm/

Facebook Page: https://www.facebook.com/pspgugm/

 

 

 

 

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju