FNCC merupakan salah satu divisi di PSPG UGM yang berfokus pada penyediaan kultur/isolat mikrobia yang dimanfaatkan untuk penelitian dan aplikasi pada produk pangan berskala kecil maupun industri. Kegiatan utama yang dilakukan di FNCC meliputi pengumpulan, karakterisasi, pengawetan (preservasi) dan pendistribusian kultur mikrobia. Pada FNCC tersimpan dengan baik lebih dari 400 kultur yang diperoleh dari hasil kerja sama dengan organisasi culture collection dari luar negeri dan lebih dari 200 koleksi kultur hasil isolasi para peneliti dari berbagai macam bahan lokal yang terdokumentasi menjadi sebuah katalog yang diklasifikasikan menjadi kultur bakteri, yeast, dan jamur.
jamur
Oleh: Prof. Dr. Ir, Endang Sutriswati Rahayu, M.S.
Aspergillus flavus dikenal sebagai jamur penghasil aflatoksin yang merupakan mikotoksin paling berbahaya. Bahkan nama aflatoksin diambilkan dari huruf a yang berasal dari kata aspergillus dan fla dari kata flavus. Kasus aflatoksin ini mulai dikenal pada tahun 1960, saat tejadi kematian besar-besaran pada ternak, terutama kalkun, ayam, bebek. Dari hasil pengamatan pada karkasnya membuktikan bahwa beberapa jaringan telah mengalami kerusakan dan terjadi akumulasi darah. Terjadi pembengkakan liver secara bervariasi, dan warna liver juga berubah ke kuning pucat. Beribu-ribu ternak telah mati pada kasus ini. Hasil penyelidikan membuktikan bahwa, penyakit ini tidak disebabkan oleh mikroorganisme patogen maupun virus, namun oleh substansi beracun yang mencemari pakan yang dihasilkan oleh sejenis mold yaitu Aspergillus flavus. Substansi yang sangat toksik ini selanjutnya disebut sebagai aflatoksin.