Ketua PUI-PT Probiotik Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM, Prof. Dr. Ir. Endang Sutriswati Rahayu, M.S. berpartisipasi sebagai penanggap pada Panel I dalam acara Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan oleh Badan Pangan Nasional (BPN) dengan Tema “Pangan Fungsional untuk Mendukung Ketahanan Pangan dan Gizi” bertempat di Aloft South Jakarta pada tanggal 28 November 2023. Tujuan dari FGD ini adalah untuk mengetahui potensi, pemanfaatan, dan kebijakan terkait pangan fungsional di Indonesia serta untuk mengetahui best practice dari pemanfaatan pangan fungsional kaitannya dengan ketahanan pangan dan gizi serta potensi pengembangannya. Hasil rumusan FGD ini diharapkan dapat mendukung ketahanan pangan dan gizi di Indonesia.
pangan fungsional
Oleh: Prof. Dr. Ir. Endang S. Rahayu, MS.
Sesuai dengan definisi yang ada bahwa probiotik merupakan mikroorganisme yang dikonsumsi dalam kondisi hidup dengan jumlah yang cukup serta mampu berkembang biak dalam saluran pencernaan manusia dan membawa manfaat kesehatan (FAO/WHO, 2002). Maka persyaratan utama bakteri probiotik adalah memiliki kemampuan untuk tetap hidup saat melewati lambung, saluran pencernaan dengan berbagai aktivitas enzimatik, akhirnya menuju kolon dan berkembang serta membawa manfaat bagi kesehatan tubuh. Kemampuan berkembang biak pada kolon dapat diuji dengan terdapatnya bakteri probiotik dalam feses setelah subjek mengonsumsi bakteri ini (Utami dkk 2015 dan Rahayu dkk 2016).
PROBIOTIK
Oleh: Prof. Dr. Ir. Endang S. Rahayu, M.S.
Jumlah berapa yang efektif, Kapan mengkonsumsi, Bagaimana memproduksinya, Bagaimana menjaga produk tetap hidup?
Probiotik diartikan sebagai mikroorganisme hidup yang dikonsumsi dalam jumlah cukup, serta dapat memberi manfaat kesehatan pada hostnya (FAO/WHO, 2002).
Berikut ini penjelasan tentang bagaimana produk berbasis probiotik diproduksi, berdasarkan dari praktek yang dilakukan di Unit Produksi Probiotik dan Kultur Starter, Pusat Studi Pangan Gizi, UGM, bekerjasama dengan beberapa stake holders.
Probiotik Lokal untuk Pangan Fungsional
Dengan mengisolasi jasad renik yang membantu fermentasi aneka panganan tradisional di Indonesia, para peneliti Universitas Gadjah Mada berhasil membuat probiotik lokal. Temuan ini memberi peluang pemanfaatan keberlimpahan mikroorganisme lokal sebagai pangan fungsional, yang selama ini didominasi produk impor.
Industri pangan modern saat ini berlomba-lomba memproduksi beragam jenis pangan fungsional, yaitu makanan yang bukan sekadar memberikan nutrisi bagi konsumen, melainkan juga menyehatkan tubuh. ”Salah satu pangan fungsional yang banyak diproduksi adalah yang mengandung probiotik yang bisa menyehatkan saluran pencernaan,” kata Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) Endang Sutriswati Rahayu.