Author : Nancy Eka Putri M., S.Pt., M.Sc.
Diare merupakan penyakit buang air besar dengan konsistensi feses yang lembek dan berair disertai frekuensi yang sering (lebih dari tiga kali dalam satu hari). Diare akut yang menyebabkan dehidrasi dapat membahayakan jiwa pasiennya. WHO (2017) menyatakan bahwa penyakit diare merupakan penyebab kematian kedua pada anak dibawah usia lima tahu dan bertanggunjawan akan kematian 525000 anak setiap tahun. Terdapat beberapa penyebab diare seperti infeksi patogen yang berasal dari kontamiasi air dari feses akibat rendahnya sanitasi. Beberapa bakteri yang dapat menyebabkan diare adalah Rotavirus, Escherichia coli, spesies cryptosporidium, dan shigella. Malnutrisi dan makanan yang tidak higienis juga dapat menyebabkan diare.
Diare dapat dicegah dari diobati dengan menerapkan gaya hidup yang bersih serta makan makanan bergizi. Selain itu probiotik dapat juga dijadikan salah satu pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit diare dikarenakan keadaan dysbiosis pada komposisi gut microbiota pada pasien yang menderita diare. Studi Yin et al. () menyatakan bahwa komposisi gut microbiota anak-anak yang berumur 7 sampai 10 tahun di Xuzhu, China yang mengalami diare terdiri dari Streptococcaceae (64.23%), Veillonellaceae (15.85%), Enterobacteriaceae (12.98%) and Lactobacillaceae (6.32%). Hal tersebut menunjukkan rendahnya bakteri baik pada usus anak-anak tersebut. Beberapa mekanisme aksi probiotik terhadap diare yang dijelaskan oleh Mandal dan Sahi (2017) yaitu :
- Luminal
Probiotik berguna sebagai bakteriosin yang dapat menghambat pertumbuhan patogenitas strain non-homolong dan memproduksi asam laktat, SCFA dan hydrogen peroksida, menurunkan pH yang dapat menghambat pertumbuhan patogen
- Mukosal
Beberapa agen probiotik dapat menempel secara langsung pada spesies invasif atau mengganggu kemampuan mereka untuk berinteraksi atau berikatan dengan reseptor endothelial. Beberapa spesies Lactobacillus telah terbukti meningkatkan regulasi
produksi sel lendir goblet dan pelindung ‘faktor trefoil’.
- Submukosal
Respon imune adaptif telah terbukti di pengaruhi oleh keberadaan probiotik yang dapat merangsang produksi imunoglobulin (khususnya IgA sekretori) dan untuk memodulasi
pengembangan dan aktivitas T-limfosit pengatur. Probiotik juga diketahui mempengaruhi pola pelepasan sitokin.
Berbagai spesies probiotik yang digunakan untuk penanganan diare yaitu:
- Studi meta-analisis oleh Videlock dan Cremonin (2012) menunjukkan kemampuan probiotik Lactobacillus, S. boulardii, Saccaromyces, LGG, Bifidobacterium dalam mencegah resiko Antibiotic–associated diarrhoea (AAD).
- Bacillus spp., Bifidobacterium spp., Clostridium butyricum, Lactobacilli spp., Lactococcus spp., Leuconostoc cremoris, Saccharomyces spp., atau Streptococcus spp., a yang berperan mencegah AAD. Diantara berbagai probiotik yang dievaluasi, Lactobacillus rhamnosus atau Saccharomyces boulardii pada 5-40 miliar CFU / hari kemungkinan memiliki efek samping sangat jarang terjadi (Hayes dan Vargas, 2016 ).
- Saccharomyces boulardii telah terbukti menurunkan toksin A dan B yang dihasilkan oleh patoge Clostridium difficile pada mukosa kolon manusia (Castagliuolo et al., 1999).
- Lactobacillus rhamnosus GG secara signifikan dapat mengurangi insiden diare pada anak-anak yang terkait perawatan kesehatan, termasuk gastroenteritis rotavirus (Szajewska et al., 2011).
Selain beberapa contoh diatas, masih banyak penelitian tentang efek probiotik terhadap diarea yang menarik untuk diketahui dan dipelajari dari berbagai sumber.
Referensi:
Castagliuolo, I., Riegler, M., Valenick, L., LaMont, J., Pothoulakis, C. 1999. Saccharomyces boulardii protease inhibits the effects of Clostridium difficile toxins A and B in human colonic mucosa. Infect Immun. 67(1), 302-7.
Hayes, S.R., dan Vargas, A. J., 2016. Probiotic for the prevention of pediatric antibiotic-associated diarrhea. Cochrane reviews. 12 (6): 463-466.
Mandal, A., dan Sahi, P. K. 2017. Probiotics for diarrhea in children. Journal of Medical Research and Innovation. 1 (2): 5-12.
Szajewska H., Wanke M., Patro, B. 2011. Meta-analysis: the effects of Lactobacillus rhamnosus GG supplementation for the prevention of healthcare associated diarrhoea in children. Aliment Pharm Ther. 34: 1079-87.
Videlock E.J., dan Cremonini, F. 2012. Meta-analysis: probiotics in antibiotic-associated diarrhoea. Aliment Pharmacol Ther. 35: 1355–1369.
WHO. 2017. Diarrhoeal Disease. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/diarrhoeal-disease. Diakses tanggal 9 Juni 2020.
Yin, X., Gu, X., Yin, T., Hongyu, W., Xiali, G. dan Zheng, X. Study of enteropathogenic bacteria in children with acute diarrhoea aged from 7 to 10 years in Xuzhou, China. Microbial Patoghenesis. 91: 41-45.