Universitas Gadjah Mada PUSAT STUDI PANGAN DAN GIZI
Universitas Gadjah Mada
  • Home
  • Tentang PSPG
    • Visi & Misi
    • Struktur Organisasi
    • Profil PSPG
    • Sejarah PSPG
  • Program Pelatihan
  • Penelitian
    • Penelitian Tahun 2013
    • Penelitian Tahun 2015-2016
    • Penelitian Tahun 2017 – 2018
    • Penelitian Tahun 2019 – 2020
  • Fasilitas
    • Laboratorium
      • Lab Kimia dan Biokimia Pangan
      • Lab Mikrobiologi Pangan
      • Lab Gizi Pangan dan Gizi Klinis
      • Lab Rekayasa Pangan
    • Divisi Food & Nutrition Culture Collection (FNCC)
    • Unit Produksi Probiotik dan Kultur Starter
  • Kerjasama
    • Dalam Negeri
    • Luar Negeri
  • Beranda
  • Article
  • Tantangan dan Tren Pola Konsumsi Masyarakat di Indonesia Berubah?

Tantangan dan Tren Pola Konsumsi Masyarakat di Indonesia Berubah?

  • Article, Rilis
  • 6 October 2020, 09.19
  • Oleh: cfns
  • 1

Pada tanggal 4 September 2020 Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM bersama dengan Asosiasi Profesi Keamanan Pangan Indonesia (APKEPI) menyelenggarakan Webinar Keamanan Pangan Edisi Spesial “Food Safety Webinar 2020” dengan tema Challenges of Food Safety in Indonesia via Cisco Webex. Salah satu materi yang berjudul “The New Trends of Food in Indonesia and Its Challenges” dipaparkan oleh Drs. Halim Nababan. Berikut ulasan materinya.

Outlook Indonesia sangat tergantung pada pola konsumsi dan investasi masyarakat yang didukung dengan data perekonomian Indonesia pada Triwulan II 2020 terkontraksi sebesar 5,32% (Y-on-Y). Sebelum pandemi COVID-19, pola konsumsi pangan masyarakat Indonesia yaitu from farm to table. Dengan melihat data pertumbuhan ekonomi Indonesia yang menurun dan berkorelasi dengan daya beli masyarakat juga menurun, maka industri makanan dan minuman perlu melakukan adaptasi supaya ketahanan pangan dan sustainability lebih terasa. Adaptasi tersebut bisa dengan cara digitalisasi agar produsen, supplier, marketer lebih efisien dalam beroperasi. Konsumsi rumah tangga sebagai motor penggerak Indonesia mengalami kontraksi sebesar 5,51% karena konsumen sangat berhati-hati membelanjakan uang dan behemat di tengah unpredictable condition.

Pada masa pandemi COVID-19 ternyata mengakibatkan pola konsumsi masyarakat berubah. Masyarakat lebih senang memasak dan makan di rumah karena ada mandat stay at home, social distancing, PSBB dll, sehingga muncul e-commerce yang menjadi andalan artinya pola konsumsi mengalami perubahan dari ritel dan gerai offline ke online. Faktor utama yang mendorong keputusan belanja konsumen yaitu ketersediaan produk, fungsi produk & delivery (kecepatan dan kenyamanan).

Saat ini pertanyaan yang sering muncul pada jenis makanan yang dikonsumsi antara lain di mana diperoleh, bagaimana dan di mana disiapkan, serta bagaimana diproduksi dan disimpan. Perubahan pola konsumsi masyarakat yang terjadi antara lain keinginan untuk:

1. Minimal human touch points
Transisi ke home cooking karena konsumen juga ingin membatasi keterpaparan mereka terhadap keramaian. Kondisi ini meningkatkan penjualan bahan pokok memasak, perlengkapan makan, dan makanan pendamping.
2. Healthy eating
Nilai konsumsi makanan sehat seperti buah-buahan dan sayuran dalam pengelolaan kondisi didokumentasikan dengan baik.
3. Food safety
Kekhawatiran seputar keamanan pangan juga menjadi alasan transisi ke home cooking.
4. Fokus pada makanan lokal
Kesadaran yang meningkat tentang keamanan pangan dan keinginan untuk makanan yang lebih bergizi akan meningkatkan permintaan untuk makanan lokal.

Kebijakan social distancing, stay at home, dan tindakan lainnya selama pandemi telah mendorong konsumen antara lain meningkatkan online shopping, penggunaan social media, dan internet telephony. Akibatnya terjadi lonjakan Business-to-Consumers (B2C) sales dan peningkatan Business-to-Business (B2B) e-commerce utamanya penjualan online perlengkapan medis, kebutuhan rumah tangga dan produk makanan. e-commerce membantu meringankan beberapa tantangan di masa pandemi yaitu menawarkan layanan data, meningkatkan layanan pengiriman, meningkatkan kapasitas jaringan, menurunkan atau menghapus biaya transaksi pada pembayaran digital.

Beberapa inovasi pengiriman makanan yang diharapkan diregulasi dengan panduan yang baik yaitu:
1. Menampilkan SuhuTubuh
Platform pengiriman makanan berbagi pembacaan suhu dari kurir, koki dan personel lain yang terlibat dalam membuat dan mengirimkan makanan.
2. Safety Seal
Terjadi peningkatan dalam satu pesanan banyak menu dari merchant yang berbeda. Platform pengiriman menjaga keamanan mitra driver sehingga aman dan nyaman mengantar makanan sehingga pelanggan memperoleh
pengalaman menyantap makanan dengan menyenangkan.
3. Contactless Delivery
Platform pengiriman meningkatkan upayanya untuk mengurangi infeksi silang dari virus terutama pengiriman obat, makanan dan pasokan medis lainnya. Beberapa platform pengiriman menggunakan drone dan robot.

Saat ini frozen food mulai diminati masyarakat. Prospek industri frozen food didasari lifestyle milenial yang membutuhkan makanan convenience, lebih lama disimpan, mudah dibawa ke mana-mana dan siap serta cepat disajikan setiap saat. IKM Frozen Food mencapai 10% dari total IKM pangan olahan (GAPMMI, 2019). Perlu dicermati bahwa saat ini yang mensuplai Frozen Food selain produsen pangan juga dilakukan restaurant dan rumahan baik dilakukan dengan direct selling, melalui marketplace, reseller, atau dropshipper.

Strategi makanan RTE (ready to eat) di masa pandemi agar mampu bertahan, misalnya:
1. Tidak memberlakukan layanan Dine-in
2. Restaurant Favorites at Home: fine dining
Menghadirkan chef professional di rumah untuk mempersiapkan misal threecourse meal dengan peralatan dan bahan makanan yang dibawanya sendiri.
3. Takeaway food & home meal delivery services (pabrik, restaurant, homemade) misal frozen food and ready to cook.

 

Oleh: Kartika Wulan Sari

Tags: covid-19 frozen food Konsumsi ready to cook ready to eat

Leave A Comment Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Comment (1)

  1. Abrianus Koilmo 1 years ago

    dengan berbagai masalah yang di hadapi negara indonesia mengalami kelemahan ekonomi mulai dari covid-19, gempa dan banjir bandang. hal yang sama yang dirasakan setiap orang. pola konsumsi : masyarakat mulai berinisiatif untuk masak di rumah karena ada ajuran dari pemerintah bahwa stay at home.

    Reply

Berita Terbaru

  • [CALL FOR ABSTRACT] 7th International Conference of ISLABGM
  • DAFTAR BIAYA ANALISIS PSPG UGM 2022
  • Potensi Probiotik Lokal Sebagai Pangan Fungsional Pencegah Diare
  • Serah Terima Jabatan Kepala Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM Periode 2022-2025

Berita UGM

  • Peran dan Kontribusi Fakultas Farmasi UGM dalam Mengatasi Masalah Bangsa
  • Mahasiswa KKN UGM Lakukan Pemberdayaan UMKM di Bandungan
  • Mahasiswa UGM Juarai Numberg Moot Court Competition di Belanda
  • UGM dan UBT Kerja Sama Pendirian Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada

Pusat Studi Pangan dan Gizi

Universitas Gadjah Mada

Jalan Teknika Utara Barek, Yogyakarta 55281

 cfns@ugm.ac.id

 (0274) 589242

 (0274) 589242

Instagram: https://www.instagram.com/pspg_ugm/

Facebook Page: https://www.facebook.com/pspgugm/

 

 

 

 

TENTANG PSPG

  • Visi & Misi PSPG
  • Struktur Organisasi PSPG
  • Sejarah PSPG
  • Profil PSPG

DIVISI

  • Divisi Food & Nutrition Culture Collection (FNCC)
  • Unit Produksi Probiotik dan Kultur Starter
  • Divisi Pengembangan dan Kajian Makanan Tradisional

FASILITAS

  • Laboratorium Rekayasa Pangan
  • Laboratorium Gizi
  • Laboratorium Mikrobiologi Pangan
  • Laboratorium Kimia dan Biokimia Pangan

KERJASAMA

  • Dalam Negeri
  • Luar Negeri

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju