Indonesia sebagai negara tropis tidak dapat terhindar dari serangan jamur benang (mold) beserta mikotoksin yang dihasilkan, diantaranya adalah aflatoksin. Aflatoksin adalah salah satu jenis mikotoksin yang dihasilkan oleh Aspergillus flavus dan A. parasiticus. Istilah aflatoksin, a berasal dari kata Aspergillus dan fla dari kata flavus. Aspergillus flavus dikenal sebagai penghasil aflatoksin yang utama. Toksin yang banyak mencemari produk pertanian kita ini tetap stabil dengan berbagai proses pengolahan termasuk dengan panas. Penerapan pasca panen, penggudangan, serta rantai pasok yang baik merupakan kunci untuk meminimalkan toksin ini dalam produk pangan.
Pada mulanya toksin ini hanya dinyatakan sebagai penyebab kanker hati pada manusia, namun kini, berdasarkan penelitian-penelitian yang ada, senyawa toksik ini diduga juga menyebabkan terhambatnya pertumbuhan pada anak-anak, sehingga menyebabkan stunting. Penelitian pada hewan coba, telah terbukti secara signifikan bahwa aflatoksin dapat mengganggu pertumbuhan. Berikut ini adalah Review Tingkat Paparan Aflatoksin dan Dampaknya pada Pertumbuhan dan Kesehatan Manusia Khususnya Pertumbuhan Anak (Stunting), serta Upaya Penanggulangannya yang ditulis oleh Prof. Dr. Ir. Endang Sutriswati Rahayu, M.S. dan disampaikan pada kegiatan Focus Group Discussion (FGD) II Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) XI Bidang 3 Peningkatan Penjaminan Keamanan dan Mutu Pangan tanggal 5 April 2018 di Bappeda Klaten, Jawa Tengah. Adapun file selengkapnya dapat diunduh melalui tautan berikut: https://tinyurl.com/materifgdwnpgaflatoksinesr