Pada 5 Juni 2020, Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM bekerja sama dengan Asosiasi Profesi Keamanan Pangan Indonesia (APKEPI) menyelenggarakan Webinar Series Keamanan Pangan via Cisco Webex Meetings yang bertajuk: Pelaksanaan CPPOB di Masa Pandemi COVID-19. Berikut Q&A (Tanya Jawab) materi Pelaksanaan CPPOB di Masa Pandemi COVID-19 oleh Dr. Rustyawati, Apt. M.Kes.Epid. (Kepala BBPOM DIY) dipandu oleh Dr. Ir. Tyas Utami, M.Sc. (PSPG UGM) sebagai moderator pada Webinar Series Keamanan Pangan.
2020
Pada 5 Juni 2020, Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM bekerja sama dengan Asosiasi Profesi Keamanan Pangan Indonesia (APKEPI) menyelenggarakan Webinar Series Keamanan Pangan via Cisco Webex Meetings yang bertajuk: Pelaksanaan CPPOB di Masa Pandemi COVID-19. Berikut ini Sambutan Kepala BBPOM DIY, Dr. Rustyawati, pada Webinar Series Keamanan Pangan.
Dalam kegiatan produksi pangan olahan, tentunya kita perlu memperhatikan segi keamanan pangan. Bagaimana cara menjaga keamanan pangan pada produksi pangan di masa pandemi COVID-19? Simak penjelasan mengenai Keamanan Pangan Menghadapi “New Normal” oleh Ketua Asosiasi Profesi Keamanan Pangan Indonesia (APKEPI), Dr. Ir. Roy A. Sparringa, M.App.Sc. pada Webinar Series Keamanan Pangan yang dilaksanakan tanggal 5 Juni 2020 pada video berikut ini.
Untuk materi power point Keamanan Pangan Menghadapi “New Normal” dapat diunduh melalui tautan berikut: https://drive.google.com/file/d/1-aqdh3SMCC9djaWsH3ae7PobX20Q30fn/view?usp=sharing
Pada 5 Juni 2020, Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM bekerja sama dengan Asosiasi Profesi Keamanan Pangan Indonesia (APKEPI) menyelenggarakan Webinar Series Keamanan Pangan via Cisco Webex Meetings yang bertajuk: Pelaksanaan CPPOB di Masa Pandemi COVID-19. Mari mengenal PSPG UGM lebih dekat bersama Kepala PSPG UGM, Prof. Dr. Ir. Endang Sutriswati Rahayu, M.S., melalui video berikut ini.
Untuk materi power point dapat diunduh melalui tautan berikut: https://drive.google.com/file/d/1yDV5em9nF6JikAL2jDvb_1z2Ch-w2At5/view?usp=sharing
Author : Nancy Eka Putri M., S.Pt., M.Sc.
Aging atau penuaan merupakan proses biologis yang tidak dapat dihindari dan berhubungan dengan berbagai penyakit. Biasanya orang tua lebih rentan terserang penyakit dibandingkan orang yang lebih muda dikarenakan keterbatasan organ tubuh untuk melakukan regenerasi. Aging juga berkaitan dengan perubahan komposisi gut microbiota dalam usus (dapat dilihat pada link https://cfns.ugm.ac.id/2020/06/03/bagaimana-keberagaman-gut-microbiota-berdasarkan-usia/). Semakin menua seseorang maka semakin menurun pula populasi Bifidobacterium dan terjadi peningkatan populasi Proteobacteria. Orang yang lebih tua mempunyi keberagaman gut microbiota yang lebih rendah dibandingkan orang muda. Biagi et al. (2016) menyatakan bahwa penuaan berhubungan dengn penurunan komposisi core microbiota dan peningkatan komposisi subdominant taxa. Rampelli et al. (2013) menambahkan bahwa aging dikaitkan sebagai hilangnya gen untuk produksi Short Chait Fatty Acid (SCFA) dan penurunan keseluruhan potensi sakarolitik, sementara fungsi proteolitik lebih berlimpah di metagenom usus orang dewasa yang lebih muda.
Oleh : Nancy Eka Putri, S.Pt., M.Sc.
Gut microbiota merupakan salah satu bagian dari kelangsungan hidup. Gut microbiota yang ada pada diri kita akan berubah seiring periode umur yang kita lalui. Komposisi gut microbiota secara garis besar didominasi oleh enam filum yaitu Actonobacteria (Bifidobacterium dan Atopobium), Bacteroidetes (genus Bacteroides dan Prevotella), Firmicutes (genus Clostridium, Enterococcus, Lactobacillus dan Faecalibacterium), dan Proteobacteria (genus Escherichia, Shigella, Desulfovibrio, Bilophila, Helicobacter), Fusobacteria (Fusobacterium), dan Verrucomicrobia (Akkermansia) (Rinninella et al., 2019).
Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM dan Asosiasi Profesi Keamanan Pangan (APKEPI) bekerjasama dengan BBPOM Yogyakarta menyelenggarakan Webinar Series Keamanan Pangan dengan topik “Produksi Pangan Olahan Pada Masa Pandemi COVID-19”
Terbuka untuk seluruh pengusaha dibidang pangan olahan dan pangan siap saji. Mari belajar bersama-sama demi pangan yang lebih aman di masa pandemi COVID-19. Kita bisa!
Series #1 Pelaksanaan CPPOB di Masa Pandemi COVID-19
Jumat, 5 Juni 2020
Pukul 09.00 – 10.30 WIB
melalui Cisco Webex
Rekayasa genetika adalah upaya untuk melakukan modifikasi molekul genetik dari suatu organisme sehingga diperoleh sifat baru yang dimiliki. Teknik rekombinasi molekul DNA yang pertama kali diperkenalkan oleh Paul Berg tahun 1972, segera dikembangkan oleh Genetech 1976 dengan memproduksi insulin manusia melalui teknik ini. Pada akhirnya insulin hasil rekayasa genetika mulai dipasarkan pada tahun 1982. Teknik yang masih baru saat itu, selanjutnya dikembangkan untuk meningkatkan kualitas produk pertanian, sehingga muncullah berbagai komoditas hasil rekayasa genetika, atau sering kita sebut produk GMO (genetically modified organisms), atau PRG (produk rekayasa genetika).
Identifikasi Bakteri Asam laktat dengan Metode Molekuler
Oleh : Prof. Dr. Ir. Endang S. Rahayu, M.S. dan Pratama Nur Hasan, S.TP, M.Sc
Bahan makanan hasil fermentasi pada umumnya mengandung mikrobia baik yang bermanfaat, salah satunya bakteri asam laktat. Makanan tradisional berbasis fermentasi di Indonesia cukup banyak ragamnya dan tentunya memiliki berbagai macam karakteristik mikrobia, sehingga diperlukan proses identifikasi untuk menentukan jenis mikrobia yang berperan dalam proses fermentasi.
Identifikasi mikrobia saat ini sudah mencapai tahap yang lebih spesifik, yaitu menggunakan proses identifikasi secara molekuler. Proses identifikasi molekuler dikatakan lebih akurat dikarenakan menggunakan identifikasi secara genetis dari mikrobia yang telah diisolasi.
Menindaklanjuti Surat Edaran Rektor Nomor 3711/UN1.P/SET-R/KR/2020 tertanggal 22 Mei 2020 tentang Pedoman KBM dalam Masa Pandemi COVID-19, dengan ini diberitahukan bahwa Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM membuka kembali pelayanan penelitian mahasiswa dan penerimaan pengujian mulai hari Selasa tanggal 2 Juni 2020, dengan menerapkan protokol kesehatan. Adapun pengumuman selengkapnya sebagai berikut: