Pada tanggal 4-6 Juli 2013, Pusat Studi Pangan dan Gizi melalui bekerjasama dengan FK UGM menyelenggarakan Pelatihan Penelitian Dengan Hewan Coba. Pelatihan ini dihadiri oleh mahasiswa S3 Fakultas Kedokteran UGM dan Fakultas Kedokteran Universitas di Malang.
Pelatihan
Pada tanggal 20-24 Mei 2013, Pusat Studi Pangan dan Gizi bekerjasama dengan BBKLPP Banjar Baru menyelenggarakan Pelatihan Analisis Mikrobiologi Pangan Komposisi Asam Lemak, Zat Warna Pangan, Plankton dan Benthos.
Pada tanggal 6-7 Februari 2013, Pusat Studi Pangan dan Gizi melalui Proyek PHK-I bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul menyelenggarakan Pelatihan Hygiene dan Sanitasi Pangan kepada para Pedagang Kaki Lima di Bantul.
Penelitian yang bertujuan mengungkap konsep biologis secara in vivo tidak dapat lepas dari penggunaan hewawn coba. Pemahaman konsep dasar ini selanjutnya akan sangat bermanfaat dalam upaya pencegahan penyakit, pengobatan penyakit, serta pencegahan efek lebih lanjut penyakit tersebut atau komplikasi. Oleh karena itu, pemahaman terkait hewan coba yang digunakan dalam penelitian seperti pemilihan hewan, cara pemeliharaan, pakan, perlakuan pada hewan coba yang tepat, harus dipahami oleh para peneliti agar hasil yang didapatkan dapat diterapkan bagi kesehatan manusia. Selain itu, pemahaman penanganan hewan coba selama penelitian juga dapat menghindari tindakan yang tidak etis terhadap hewan coba.
Direktur Jenderal Kerjasama Asean, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, I Gusti Agung Wesaka Puja, Rektor UGM, Prof. Dr. Pratikno, M.Soc., Sc dan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Dr. Erwan Agus Purwanto meresmikan Pusat Kajian Asean. Peresmian ditandai dengan Seminar “Toward A More Cohesive and people-Oriented ASEAN: 2015 and Beyond” di Ruang Seminar Pascasarjana UGM, Selasa (30/4).
Gusti Agung Wesaka Puja, mengatakan Pusat Kajian Asean di UGM memiliki arti penting bagi Indonesia. Pusat studi ini sudah saatnya menyiapkan para pendidik dan mahasiswa dalam Asean Community 2015. “ASEAN adalah soko guru politik bagi Indonesia, kenapa selama ini kita tidak focus lebih mendalam, justru mendirikan pusat studi lain. Di Chulalongkor Thailand, AS, Australia dan Cina telah lama memiliki dan memberi perhatian,” katanya.