Seminar Nasional secara virtual (WEBINAR) prodi THP Fakultas Pertanian UMMAT (Universitas Muhammadiyah Mataram) bertemakan “Hidup Sehat Dengan Pangan Fungsional di Era New Normal Pandemi COVID-19” telah diselenggarakan pagi ini, Rabu 10 Juni 2020, dengan menampilkan dua narasumber, yaitu Prof. Dr. Ir. Endang S. Rahayu, M.S. (Prof. Trisye) ,Kepala PSPG UGM, dan Prof. Dr. Ir. Eni Harmayani, M.Sc., Dekan FTP UGM. Seminar dibuka oleh Rektor UMMAT , Dr. H. Arsyad Abd Gani, M.Pd. dan sebagai moderator adalah Dekan Fakultas Pertanian UMMAT, Ir. Asmawati, M.P.
Rilis
Author : Nancy Eka Putri M., S.Pt., M.Sc.
Diare merupakan penyakit buang air besar dengan konsistensi feses yang lembek dan berair disertai frekuensi yang sering (lebih dari tiga kali dalam satu hari). Diare akut yang menyebabkan dehidrasi dapat membahayakan jiwa pasiennya. WHO (2017) menyatakan bahwa penyakit diare merupakan penyebab kematian kedua pada anak dibawah usia lima tahu dan bertanggunjawan akan kematian 525000 anak setiap tahun. Terdapat beberapa penyebab diare seperti infeksi patogen yang berasal dari kontamiasi air dari feses akibat rendahnya sanitasi. Beberapa bakteri yang dapat menyebabkan diare adalah Rotavirus, Escherichia coli, spesies cryptosporidium, dan shigella. Malnutrisi dan makanan yang tidak higienis juga dapat menyebabkan diare.
Bakteri asam laktat pertama kali ditemukan oleh Pasteur pada tahun 1857 saat mempelajari kerusakan anggur (wine) yang berubah menjadi asam. Sedang istilah Milchauerbacillus yang diartikan sebagai bakteri bentuk batang penghasil asam yang menyebabkan keasamanan pada susu dikemukakan oleh Hueppe tahun 1884. Bakteri asam lakat yang dikenal sebagai kelompok bakteri yang menghasilkan asam laktat sebagai produk utama metabolisme gula juga banyak ditemukan pada tanaman. Salah satu Genus spesies yang tidak asing bagi kita adalah Lactobacillus plantarum. Nama plantarum diambilkan dari sumber utama bakteri ini, yaitu dari tanaman. Lactobacillus plantarum banyak ditemukan pada makanan hasil fermentasi Indonesia, termasuk dari bahan dasar susu. Tim Peneliti Probiotik PSPG UGM, juga memiliki strain Lactobacillus plantarum sebagai agensia probiotik, baik yang diisolasi dari fermentasi susu (dadih), maupun fermentasi bahan nabati. Bakteri ini juga merupakan bakteri asam laktat yang banyak ditemukan pada usus orang Indonesia, baik orang dewasa maupun anak-anak, baik yang tinggal di Yogyakarta, Bali, Lombok, maupun Samosir, berdasarkan hasil penelitian dari tim peneliti gut microbiota PSPG UGM.
Untuk materi Webinar Pelaksanaan CPPOB di Masa Pandemi COVID-19 dapat diunduh melalui tautan berikut :
https://drive.google.com/file/d/1r6e3eIQL9SvznlD3zWyTm_4vL_sTQckJ/view?usp=sharing
Untuk materi power point Keamanan Pangan Menghadapi “New Normal” dapat diunduh melalui tautan berikut: https://drive.google.com/file/d/1-aqdh3SMCC9djaWsH3ae7PobX20Q30fn/view?usp=sharing
Untuk materi power point dapat diunduh melalui tautan berikut: https://drive.google.com/file/d/1yDV5em9nF6JikAL2jDvb_1z2Ch-w2At5/view?usp=sharing
Aging atau penuaan merupakan proses biologis yang tidak dapat dihindari dan berhubungan dengan berbagai penyakit. Biasanya orang tua lebih rentan terserang penyakit dibandingkan orang yang lebih muda dikarenakan keterbatasan organ tubuh untuk melakukan regenerasi. Aging juga berkaitan dengan perubahan komposisi gut microbiota dalam usus (dapat dilihat pada link https://cfns.ugm.ac.id/2020/06/03/bagaimana-keberagaman-gut-microbiota-berdasarkan-usia/). Semakin menua seseorang maka semakin menurun pula populasi Bifidobacterium dan terjadi peningkatan populasi Proteobacteria. Orang yang lebih tua mempunyi keberagaman gut microbiota yang lebih rendah dibandingkan orang muda. Biagi et al. (2016) menyatakan bahwa penuaan berhubungan dengn penurunan komposisi core microbiota dan peningkatan komposisi subdominant taxa. Rampelli et al. (2013) menambahkan bahwa aging dikaitkan sebagai hilangnya gen untuk produksi Short Chait Fatty Acid (SCFA) dan penurunan keseluruhan potensi sakarolitik, sementara fungsi proteolitik lebih berlimpah di metagenom usus orang dewasa yang lebih muda.
Walaupun seseorang pasti mengalami penuaan, akan tetapi setiap orang tidak ingin cepat mengalami penuaan. Gaya hidup dan diet yang sehat serta penambahan konsumsi probiotik dapat membantu untuk menghindari berbagai penyakit dan memperlambat proses penuaan. Vaiserman et al. (2017) menyatakan bahwa intervensi diet dan probiotik pada microbiota target telah terbukti mempengaruhi kesehatan inang dan penuaan dengan meningkatkan aktivitas antioksidan, meningkatkan homeostasis imun, menekan peradangan kronis, mengatur pengendapan lemak dan metabolisme, serta mencegah resistensi insulin.
Lactobacillus dan Bifidobacterium merupakan bakteri yang secara umum digunakan sebagai probiotik. Berbagai penelitan klinis telah dilakukan untuk melihat efek probiotik sebagai anti-aging. Lee et al. (2015) menyatakn bahwa konsumsi oral Lactobacillus plantarum HY7714 meningkatkan hidrasi kulit, mengurangi kerutan wajah, dan meningkatkan elastisitas dan kilau kulit yang menunjukkan bahwa HY7714 akan menjadi agen nutricosmetic anti-aging yang berguna. Gills et al. (2001) menyatakan bahwa konsumsi susu low-fat/ low-lactose yang mengandung LAB (Lactobacillus rhamnosus HN001 or Bifidobacterium lactis HN019) selama 3 minggu dapat memberi manfaat bagi lansia untuk memerangi beberapa efek buruk dari imunosenensi pada imunitas seluler. Namba et al. (2010) menyatakan bahwa intervensi Bifidobacterium longum BB536 dosis 1×1011 selama 3 minggu dapat menurunkan influenza, demam dan meningkatkan aktivitas NK cell dan aktivitas bakterisidal pad neutrophil secara signifikan . Ahmed et al. (2007) menambahkan bahwa Bifidobacterium lactis HN019 dengan dosis dari 6.5 x 107 sampai dosis 5 x 109 CFU/day selama 4 minggu memberikan perubahan yang diinginkan dalam mikroflora usus dengan meningkatkan populasi Bifidobacteria dan menurunkan populasi Enterobacteria.
Referensi :
Ahmed M., Prasad, J., Gill, H., Stevenson, L., dan Gopal, P. 2007. Impact of consumptionof different levels of Bifidobacterium lactis HN019 on the intestinal microflora of elderly human subjects. J Nutr Health Aging 11: 26-31.
Biagi, E., Franceschi, C., Rampelli, S., Severgnini, M., Ostan, R., Turroni, S., Consolandi, C., Quercia, S., Scurti, M., Monti, D., Capri, M., Brigidi, P., dan Candela, M., 2016. Gut microbiota and extreme longevity. Curr. Biol. 26 (11), 1480–1485.
Gill, H. S., Rutherfurd, K. J., dan Cross, M. L. 2001. Dietary probiotic supplementation enhances natural killer cell activity in the elderly: An investigation of age-related immunological changes. British Journal of Biomedical Science. 58: 94–96.
Lee, D.E., Huh, C.S., Ra, J., Choi, I.D., Jeong, J.W., Kim, S.H., Ryu, J.H., Seo, Y.K., Koh, J.S., Lee, J.H., Sim, J.H., Ahn, Y.T., 2015. Clinical evidence of effects of Lactobacillus plantarum HY7714 on skin aging: a randomized, double blind, placebo-controlled study. J. Microbiol Biotechnol. 25 (12), 2160–2168.
Namba K., Hatano, M., Yaeshima, T., Takase, M., Suzuki, K. 2010 Effects of Bifidobacterium longum BB536 administration on influenza infection, influenza vaccine antibody titer, and cell-mediated immunity in the elderly. Biosci Biotechnol Biochem 74: 939-945.
Rampelli, S., Candela, M., Turroni, S., Biagi, E., Collino, S., Franceschi, C., O’Toole, P.W., Brigidi, P., 2013. Functional metagenomic profiling of intestinal microbiome in extreme ageing. Aging (Albany, NY) 5 (12), 902–912.
Vaiserman, A. M., Koliada, A. K., dan Marotta, F. 2017. Gut microbiota: a player in aging and target for anti-aging intervention. Ageing Research Reviews. 35:36-45. dx.doi.org/10.1016/j.arr.2017.01.001
Gut microbiota merupakan salah satu bagian dari kelangsungan hidup. Gut microbiota yang ada pada diri kita akan berubah seiring periode umur yang kita lalui. Komposisi gut microbiota secara garis besar didominasi oleh enam filum yaitu Actonobacteria (Bifidobacterium dan Atopobium), Bacteroidetes (genus Bacteroides dan Prevotella), Firmicutes (genus Clostridium, Enterococcus, Lactobacillus dan Faecalibacterium), dan Proteobacteria (genus Escherichia, Shigella, Desulfovibrio, Bilophila, Helicobacter), Fusobacteria (Fusobacterium), dan Verrucomicrobia (Akkermansia) (Rinninella et al., 2019).
Saat kita lahir, gut microbiota sudah ada dalam tubuh kita dengan didominasi oleh Actonobacteria (Bifidobacterium) dikarenakan pemberikan ASI pada bayi. Bifidobacterium bertanggung jawab untuk menfermentasikan galactooligosaccharide (GOS) pada ASI dengan menggunakan enzim lacto-N-biosidase untuk memproduksi SCFA. Komposisi gut microbiota ini mulai berubah ketika diberikan makanan solid pada periode sapih, yaitu terjadi pergeseran dominasi Bacteroidetes dan Firmicutes pada usus dan keberagaman gut microbiota meningkat dan lebih stabil seiring pertambahan umur yang dikuti oleh kebiasaan gaya hidup, lokasi tempat tinggal, dan konsumsi diet. Konsumsi diet tinggi lemak dan protein akan didominasi oleh populasi Bacteroides, sedangkan konsumsi diet tinggi serat dan karbohidrat akan didominasi populasi Prevotella (Tanaka dan Nakayama, 2017). Sebagai tambahan, Nakayama et al. (2015) dalam jurnalnya membagi gut microbiota pada anak-anak dari lima negara berbeda di Asia menjadi dua kluster enterotypes, yaitu Prevotella (P-type) dan Bifidobacterium/Bacteroides (BB-type). Sebagian besar anak-anak dari Jepang, China, dan Taiwan didominasi BB-type dan anak-anak dari Indonesia dan Khon Khaen didominasi P-type.
Penjelasan lebih lanjut terhadap komposisi gut microbiota berdasarkan pertambahan usia terdapat pada Gambar 1 yang merupakan hasil penelitian Odamaki et al. (2016) terhadap 367 warga Jepang sehat yang berumur 0 sampai 104 tahun. Berdasarkan gambar 1, dapat diketahui bahwa kelimpahan relatif Actinobacteria terjadi awal kelahiran yaitu pada usia 1 tahun kebawah yang merupakan jumlah tertinggi, kelimpahan relatif Actinobacteria tersebut mulai menurun setelah umur sapih dan bertambahnya usia. Kelimpahan relatif Actinobateria terendah terdapat pada kelompok usia 100 tahun. Perubahan Firmicutes merupakan filum dengan kelimpahan relatif tertinggi selama kelangkungan hidup. Namun, Firmicutes kurang berlimpah pada usia kurang dari 4 tahun dibandingkan dengan subjek yang berusia lebih dari 4 tahun. Kelimpahan relatif filum Bacteriodetes tidak terjadi secara berurutan. Kelimpahan Bacteriodetes tertinggi terdapat pada kelompok usia 70 tahun. Proteobacteria kurang berlimpah pada usia 4 sampai 60 tahun dan diamati belimpah pada subjek yang berusia lebih dari 70 tahun. Perubahan dalam kelimpahan relatif Proteobacteria adalah kebalikan dari Firmicutes.
Gambar 1. Perubahan komposisi gut microbiota berdasarkan usia
Referensi :
Nakayama, J., Watanabe, K., Jiang, J., Matsuda, K., Chao, S.H., Haryono, P., La-ongkham, O., Sarwoko, M.A., Sujaya, I.N., Zhao, L., Chen, K.T., Chen, Y.P., Chiu, H.H., Hidaka, T., Sonomoto, K., Tashiro, K., Tsuji, H., Chen, M.J., Leelavatcharamas, V., Liao, C.C., Nitisinprasert, S., Rahayu, E.S., Ren, F.Z., Tsai, Y.C., and Lee, Y.K. 2015. Diversity in gut bacterial community of school-age children in Asia. Scientific Reports, 5: 8397. DOI: 10.1038/srep08397
Odamaki, T., K. Kato, H. Sugahara, N. Hashikura, S. Takahashi, J. Z. Xiao, F. Abu, dan R. Osawa. 2016. Age-related changes in gut microbiota composition from newborn to centenarian: a cross-sectional study. BMC Microbiology. 16:90. DOI 10.1186/s12866-016-0708-5
Rinninella, E., P. Raoul, M. Citoni, F. Franceschi, G. A. D. Miggiano, A. Gasbarrini, dan M. C. Mele. 2019. What is the healthy gut microbiota composistion? A changing ecosysyem across afe, environment, diet, and diseases. Microorganisms. 7(14): 1-22. doi:10.3390/microorganisms7010014
Tanaka, M. dan J. Nakayama. 2017. Development of the gut microbiota in infancy in its impact on health in later life. Allergology International: 1-8. dx.doi.org/10.1016/j.alit.2017.07.010