Pada paper ini menjelaskan bahwa gizi kurang merupakan permasalahan gizi yang prevalensinya cukup tinggi di Indonesia, dan dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan komposisi mikrobia usus dan kesehatan saluran cerna. Intervensi probiotik merupakan salah satu cara untuk menjaga keseimbangan komposisi mikrobia usus dan kesehatan saluran cerna. Langkah preventif penangannan gizi kurang dapat memperbaiki sumber daya manusia dimasa depan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efikasi intervensi probiotik L. plantarum Dad-13 terhadap kualitas feses dan modulasi gut microbiota pada balita gizi kurang. Penelitian ini dilalukan di Desa Tirtoadi, Sleman, Yogyakarta pada bulan Januari-Maret 2020 dengan rancangan penelitian randomized doubled-blind clinical control trial dengan dua kelompok yaitu placebo (n:15) dan probiotik (n:15) selama 50 hari intervensi. Kelompok probiotik diberikan permen L. plantarum Dad-13, sedangkan kelompok placebo diberikan permen dengan komposisi sama namun tanpa penambahan L. plantarum Dad-13. Pengukuran antropometri dan pengambilan sampel feses dilakukan sebelum dan sesudah intervensi. Sampel feses kemudian dianalisis kualitas feses dan komposisi mikrobia usus. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Wilcoxon paired test untuk perbedaan dalam kelompok (sebelum dan sesudah intervensi), sedangkan Wilcoxon rank-sum test untuk analisis perbedaan antar kelompok (placebo dan probiotik). Hasil penelitian diperoleh jika intervensi permen L. plantarum Dad-13 dapat meningkatkan frekuensi defekasi (p<0,024) dan konsistensi feses menjadi kategori normal. Selain itu meskipun tidak terdapat perubahan rasio F/B, intervensi L. plantarum Dad-13 juga mampu meningkatkan genus mikrobia dari phylum Firmicutes yang mampu menghasilkan asam butirat yang bermanfaat menjaga kesehatan saluran cerna dan menekan pertumbuhan bakteri patogen pada usus. Probiotik L. plantarum Dad-13 mampu digunakan untuk langkah preventif perkembangan kejadian stunting pada anak gizi kurang. Paper lengkap dapat diunduh di sini.
gut microbiota
Oleh: Verdy Ageng P
Gut microbiota sebagai ilmu yang tergolong baru memiliki perkembangan yang luar biasa. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nakayama, dkk. (2015), terdapat dua enterotype (bakteri) pada anak – anak usia sekolah di Asia, yaitu Bifidobacterium/Bacteroides enterotype untuk anak – anak Jepang, Taiwan, dan China; serta Prevotella enterotype untuk anak – anak Indonesia dan Thailand. Perbedaan enterotype di berbagai negara disebabkan oleh perbedaan pola makan. Hal itu juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tim PSPG UGM bahwa untuk orang dewasa Yogyakarta dan Bali (Indonesia) memiliki enterotype Prevotella. Sedangkan hasil penelitian menunjukkan spesies bakteri asam laktat yang prevalensinya paling tinggi adalah Lactobacillus plantarum. Bakteri asam laktat jenis ini banyak ditemukan pada makanan hasil fermentasi tradisional Indonesia.
Workshop “In Silico”
Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM beserta PUI-PT Probiotik akan menyelenggarakan Workshop “In Silico” bersama dengan Dr. Dian Anggraini Suroto, STP, MP, M.Eng. secara luring pada:
Part 1
🗓 Jumat, 11 Maret 2022
⏰ 08.00 – 12.00 WIB
📍 tempat menyusul
Part 2
🗓 Jumat, 18 Maret 2022
⏰ 13.30 – 16.00 WIB
📍 tempat menyusul
Biaya Pendaftaran : Rp400.000/pertemuan
Peserta diharapkan untuk SEGERA melakukan pendaftaran akun di link http://rast.nmpdr.org/ karena untuk mendapatkan akun membutuhkan waktu yang cukup lama (+/- 1 minggu).
Sebagai pendahuluan untuk menjelaskan hubungan antara probiotik dan sindrom metabolik, kita ulas terlebih dahulu asal muasal probiotik dan manfaatnya bagi kesehatan tubuh, sebagai bentuk apresiasi terhadap tiga PENELITI terkemuka di bidang ini.
Pada hari Sabtu, 29 Januari 2022 Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM dan PUI-PT Probiotik berpartisipasi dalam Webinar Kedokteran Keluarga dengan topik “Gut-Brain Axis, Hubungan Kesehatan Mental dengan Probiotik”. Pada webinar ini, Prof. Dr. Ir. Endang Sutriswati Rahayu, M.S., selaku Kepala PSPG dan PUI-PT Probiotik berkesempatan menjadi narasumber bersama Dr. dr. Ronny Tri Wirasto, Sp.KJ (Dokter spesialis kesehatan jiwa di RSUP Dr. Sardjito) dan dr. Fitriana Murriya Ekawati, MPHC, Sp.KKLP, Ph.D. (Dosen Bidang Ilmu Kedokteran Keluarga dan Masyarakat FKKMK-UGM).
Virtual Lecture hari ini, Kamis, 23 Desember 2021 bersama Prof. Jiro Nakayama dari Kyushu University dengan tema “Gut Microbiota Analysis of Metabolic Disease Patients in Yogyakarta”. Webinar ini dihadiri oleh para rekan peneliti dan pelaku industri yang diantaranya berasal dari Jakarta, Kalimantan, hingga Bali. Pada webinar ini dijelaskan mengenai analisis gut microbiota pada pasien dengan penyakit metabolik, khususnya di Yogyakarta, sebagaimana yang telah dilakukan dalam penelitian kolaborasi antara PSPG (melalui Prof. Endang S. Rahayu) dengan Kyushu University. Melalui virtual lecture ini diharapkan dapat menciptakan kolaborasi yang baik kedepannya, terutama dalam bidang penelitian gut microbiota.
The 6th International Conference of Indonesian Society of Lactic Acid Bacteria and Gut Microbiota (The 6th IC-ISLAB-GM) telah sukses dilaksanakan secara daring pada 13 Agustus 2021 dengan dihadiri oleh 295 peserta yang terdiri dari peneliti, mahasiswa, dan kalangan umum baik dari nasional maupun internasional. Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh peserta, invited speaker, oral dan poster presenter, serta steering committee, panitia, dan sponsor atas partisipasi dan dukungan kerjasamanya. Semoga melalui acara ini dapat meningkatkan wawasan mengenai Bakteri Asam Laktat dan gut microbiota, meningkatkan penelitian dan publikasi di bidang BAL dan gut microbiota, serta dapat menjadi sarana kolaborasi dan pertemanan antar peserta.
Kasus obesitas dan diabetes type 2 di Indonesia meningkat setiap tahunnya, hal ini terutama disebabkan oleh pola makan dan gaya hidup yang berubah, khususnya di kota-kota besar. Apakah pola makan dan gaya hidup ini juga berpengaruh pada komposisi gut microbiota? Apakah gut microbiota juga mengalami pergeseran, sehingga terjadi dysbiosis pada individu yang mengalami obesitas serta diabetes type 2? Responden pada penelitian ini adalah dari Yogyakarta, dengan kategori sehat dan berat tubuh normal, individu dengan diabetes type 2, serta obesitas. Dari analisa mikrobiota yang ada di feses, seperti disajikan pada GAMBAR, diperoleh hasil adanya 3 jenis komunitas bakteri yang menonjol yaitu genus Bacteroides, Prevotella dan Romboutsia. Prevotella didominasi oleh kelompok sehat, Bacteroides oleh kelompok yang mengalami diebetes tipe 2, hal ini juga didukung oleh pola konsumsi karbohidrat nabati. Namun, Bacteroides fragilis yang tinggi pada pasien diabetes type 2, ternyata tidak ditemukan pada pasien yang mengonsumsi metformin. Sedang Romboutsia terdapat pada kelompok obesitas, yang memiliki pola konsumsi tinggi lemak hewani. Hal ini membuktikan bahwa memang terjadi dysbiosis pada individu dibetes type 2 dan obesitas (Microorganisms 2021, 9, 897)
Apakah konsumsi probiotik dapat membantu mengatasi terjadinya dysbiosis ini? Penelitian sedang dilakukan terkait konsumsi ProbioGama (Probiotik milik UGM) oleh penderita diabetes. Laporan menyusul.
Salam sehat selalu
Oleh: Endang S. Rahayu
Superorganism diartikan sebagai keberadaan sel manusia bersama gut microbiota-nya, yang berinteraksi satu sama lain, bersimbiosis saling menguntungkan, yang pada kondisi normobiosis ditunjukkan dengan tubuh yang sehat. Telah banyak dibuktikan bahwa gut microbiota dalam kondisi tidak seimbang (dysbiosis) berdampak pada penyakit intestinal maupun non-intestinal. Bahkan, melalui penelitian terakhir diketahui bahwa menurunnya populasi Faecalibacterium prausnitzii secara signifikan ternyata terkait dengan penyakit gangguan usus (CD/Chron’s disease, IBD/inflammatory bowel syndrome, CRC/colorectal cancer). Sedangkan, menurunnya populasi Akkermansia muciniphila terkait dengan penyakit gangguan metabolisme, di antaranya obesitas dan diabetes. Kedua bakteri ini memiliki POTENSI untuk digunakan sebagai probiotik atau dikenal sebagai NEXT GENERATION PROBIOTICS untuk mengatasi penyakit-penyakit terkait dengan tujuan utama untuk mengembalikan gut microbiota dalam kondisi yang seimbang (normobiosis). Efikasi dan efektivitas modulasi keseimbangan gut microbiota perlu dilakukan, tidak hanya dengan probiotik konvensional (Lactobacillus, Bifidobacterium) namun termasuk yang novel atau next generation probiotics, bahkan dengan fecal microbiota transplant (FMT).
#nextgenerationprobiotics
Kesehatan pencernaan telah menjadi prioritas konsumen saat ini dan akan terus berlanjut sejalan dengan kaitannya pada peningkatan imunitas, terutama semenjak pandemi COVID-19. Selain imunitas, konsumsi produk pangan dengan mikrobiota juga diasosiasikan dengan aspek kesehatan lainnya seperti peningkatan kognisi dan pengaturan emosi.
Karena manfaat dan permintaan pasar yang terus meningkat, produk pangan dengan penambahan probiotik dan prebiotik memiliki peluang yang sangat besar. Industri pangan perlu melihat dan harus segera merespon keinginan konsumen terkait tren ini. Untuk itu, perlu pemahaman yang menyeluruh terkait tren, proses, teknologi, ingridien hingga sifat dari mikrobiota yang digunakan. Sehingga dapat menciptakan produk yang tidak hanya memenuhi tren tapi juga turut mendukung kesehatan konsumen di tengah keadaan yang serba tak pasti seperti saat ini.