Oleh: Rafli Zulfa Kamil (Promovendus Program Studi Ilmu & Teknologi Pangan UGM)
Malnutrisi merupakan double burden permasalahan gizi secara global yang mencakup dua hal yaitu undernutrition (kekurangan gizi) dan overnutrition (kelebihan gizi). Sebagai salah satu negara berkembang, permasalahan gizi pada anak yang paling tinggi di Indonesia adalah undernutrition (gizi kurang, gizi buruk dan stunting). Pada tahun 2011, WHO mengestimasi secara global jika sebanyak 115 juta (18%) anak-anak dibawah lima tahun memiliki berat badan dibawah normal dan sebanyak 178 juta (28%) menderita stunting.
Beberapa penelitian menyebutkan adanya kaitan antara kesehatan saluran cerna dengan kejadian kekurangan gizi. Kesehatan saluran cerna sesorang dipengaruhi oleh komposisi mikrobia hidup kompleks yang menghuni saluran pencernaan manusia yang disebut sebagai gut microbiota. Hubungan antara komposisi gut microbiota dengan kekurangan gizi adalah vicious cycle (Guerrant et al., 2008; Relman 2013). Apabila komposisi gut microbiota didominasi oleh bakteri patogen (dysbiosis) dapat menyebabkan kerusakan permeabilitas usus, infeksi epitel usus dan kegagalan absorbi zat gizi. Infeksi pada epitel usus dapat mengganggu respon sistem imun tubuh sehingga tidak dapat menangkal terjadinya invasi oleh bakteri patogen (Saran et al. 2002). Selain itu bentuk terjadinya infeksi epitel usus dapat berupa pemendekan vili, penipisan mukosa, percabangan crypt dan penyempitan brush border (Thaxton et al., 2018).
Dysbiosis dalam hal ini yang dimaksud adalah ketika jumlah bakteri patogen enterik lebih mendominasi pada saluran pencernaan. Pada kasus anak kekurangan gizi diketahui jika komposisi gut microbiota-nya didominasi oleh bakteri dari phylum Proteobacteria seperti Enterobacter, Escherichia, Klebsiellam dan Shigella. Selain itu pada anak kekurangan gizi kurang juga terjadi penurunan pada bakteri yang berperan positif seperti Bifidobacterium, Butyrivibrio, Faecalibacterium, Lactobacillus dan Roseburia serta bakteri dari phylum Bacteroidetes (Monira et al., 2011; Velly et al. 2017). Rangkuman beberapa penelitian terkai komposisi gut microbiota terhadap kejadian kekurangan gizi dapat dilihat pada tabel.
Tabel 1. Penelitian terdahulu terkait komposisi gut microbiota pada kasus kekurangan gizi
Subjek dan Lokasi | Temuan | Referensi |
Lokasi: Bengal, India
34 dewasa (India) (18 malnutrisi dan 16 normal) dan 1 warga negara amerika yang tinggal di India 6 minggu dan terjangkit diare, kehilangan BB 20lb |
Sampel feses malnutrisi didominasi bakteri coliform, diidentifikasi pula Bacteroides (12/15). Bifidobacteria, clostridia dan streptococci ditemukan pada semua kelompok dengan konsentrasi yang serupa | (Cassells et al., 1970) |
Lokasi: Guatemala
13 anak dengan akut protein calorie malnutrition, 4 anak sehat (kontrol) |
Diidentifikasi adanya Streptococci, Enterobacteriaceae, E. coli dan Yeast pada PCM. Bifidobacteria banyak dideteksi pada control. | (Mata et al., 1972) |
Lokasi: Jakarta, Indonesia
21 anak usia 1 minggu-4 tahun. Sebanyak 13 anak mengalami severe malnutrition. |
Teridentifikasi tingginya bakteri yang termasuk Enterobacteria (4,5 x 109 CFU/mL specimen). Selain itu juga teridentifikasi adanya golongan Staphylococcus, Candida sp, E. coli, Klebsiella sp, Pseudomonas sp, Salmonella parathypii B. | (Gracey et al., 1973) |
Lokasi: Gambia
25 anak malnutrisi (9-34 bulan) |
Diidentifikasi bahwa E. coli, Bacteroides dan Enterococci banyak dijumpai pada diare kronis. Sedangkan Streptococci pada diare akut dan Bacilli, Staphylococci, Klebsiella, Pseudomonas dan Candida dijumpai pada kedua kelompok. | (Heyworth & Brown, 1975) |
Lokasi: Bangladesh
7 anak sehat dan 7 anak gizi kuruang (2-3 tahun) |
Teridentifikasi tingginya phylum Proteobacteria pada anak gizi kurang dan rendahnya Bacteroidetes. Genus bakteri patogen seperti Klebsiella dan Escherichia tinggi pada anak gizi kurang | (Monira et al., 2011) |
CASSELLS, J. S., BANWELL, J. G., GORBACH, S. L., MITRA, R., & MAZUMDER, D. N. G. (2018). Tropical Sprue and Malnutrition in West Bengal. The American Journal of Clinical Nutrition, 23(12), 1579–1581. https://doi.org/10.1093/ajcn/23.12.1579
Gracey, M., Suharjono, Sunoto, & Stone, D. E. (1973). Microbial contaminationof the gut another feature of malnutrition. The American Journal of Clinical Nutrition, 26, 1170–1174.
Heyworth, B., & Brown, J. (1975). Jejunal microflora in malnourished Gambian children. Archives of Disease in Childhood, 50(1), 27–33. https://doi.org/10.1136/adc.50.1.27
Mata, J. L., Franklin, J., Cordon, M., Rosales, R., Prera, E., Schneider, R. E., & Viteri, F. (1972). Gastrointestinal flora of Children with protein-calorie malnutrition. The American Journal of Clinical Nutrition, 1118–1126.
Saran, S., Gopalan, S., & Krishna, T. P. (2002). Use of fermented foods to combat stunting and failure to thrive. Nutrition, 18(5), 393–396. https://doi.org/10.1016/S0899-9007(01)00790-0
Thaxton, G. E., Melby, P. C., Manary, M. J., & Preidis, G. A. (2018). N e w I n s i g h t s in t o t h e P a t h o g e n e s i s an d Tre a t m e n t of Malnutrition.
Velly, H., Britton, R. A., & Preidis, G. A. (2017). Mechanisms of cross-talk between the diet, the intestinal microbiome, and the undernourished host. Gut Microbes. https://doi.org/10.1080/19490976.2016.1267888