Kuliah Umum Virtual Probiotik dan Gut Microbiota I: Pengenalan Probiotik dan Gut Microbiota via Webex telah dilaksanakan pada tanggal 16 Oktober 2020. Acara ini diselenggarakan oleh PUI-PT Riset dan Aplikasi Probiotik untuk Industri (PUI-PT Probiotik) bersama PSPG UGM dan ISLAB-GM (Indonesian Society of Lactic Acid Bacteria and Gut Microbiota). Narasumber webinar Kuliah Umum hari ini yaitu Prof. Dr. Ir. Endang Sutriswati Rahayu, M.S. yang menyampaikan materi pengenalan Gut Microbiota dan Dr. Ir. Tyas Utami, M.Sc. yang memaparkan materi pengenalan Probiotik. Terimakasih kepada seluruh peserta yang telah ikut berpartisipasi, semoga dapat menambah wawasan terkait probiotik dan Gut Microbiota. Nantikan kuliah umum virtual berikutnya dengan topik: Hubungan antara Probiotik, Gut Microbiota dan Kesehatan Tubuh pada tanggal 30 Oktober 2020 😃.
2020
Pada tanggal 16 Oktober 2020 Pusat Unggulan IPTEKS Perguruan Tinggi (PUI-PT) Riset dan Aplikasi Probiotik Terpadu untuk Industri (PUI-PT PROBIOTIK UGM) bersama Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM serta ISLAB-GM (Indonesian Society for Lactic Acid Bacteria and Gut Microbiota) mengadakan Kuliah Umum Virtual Probiotik dan Gut Microbiota via Cisco Webex. Webinar kali ini menghadirkan narasumber yang ahli di bidangnya yaitu Prof. Dr. Ir. Endang S. Rahayu, MS. dan Dr. Ir. Tyas Utami, MSc. Kegiatan ini diselenggarakan dengan tujuan supaya masyarakat menjadi mengenal probiotik dan mengkonsumsi probiotik sebagai bagian dari pola hidup sehat. Meskipun Kuliah Umum Virtual Probiotik dan Gut Microbiota baru pertama kali diadakan, namun kegiatan ini mendapat respon positif dan antusiasme tinggi dari masyarakat yang ditunjukkan dengan jumlah peserta yang turut berpartisipasi dalam webinar ini sekitar 300 peserta yang berasal dari akademisi, instansi pemerintah, praktisi, maupun masyarakat umum serta pertanyaan-pertanyaan peserta yang menarik.
![](https://cfns.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/861/2020/10/WhatsApp-Image-2020-10-11-at-18.01.41-1024x1024.jpeg)
Kuliah Umum Virtual Probiotik dan Gut Microbiota merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh Pusat Unggulan IPTEKS Perguruan Tinggi (PUI-PT) Riset dan Aplikasi Probiotik Terpadu untuk Industri bersama Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM serta ISLAB-GM (Indonesian Society for Lactic Acid Bacteria and Gut Microbiota). Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan dan mengedukasi masyarakat mengenai probiotik dan manfaatnya dalam membantu menjaga kesehatan tubuh dengan menjaga keseimbangan gut microbiota saluran cerna. Hingga saat ini probiotik dan manfaatnya bagi kesehatan masih belum banyak dikenal dikalangan masyarakat, sehingga dengan adanya kegiatan ini diharapkan masyarakat menjadi mengenal probiotik dan mengkonsumsi probiotik sebagai bagian dari pola hidup sehatnya.
Kuliah Umum Virtual
Probiotik dan Gut Microbiota
Merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh Pusat Unggulan IPTEKS Perguruan Tinggi (PUI-PT) Riset dan Aplikasi Probiotik Terpadu untuk Industri bersama Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM serta ISLAB-GM (Indonesian Society for Lactic Acid Bacteria and Gut Microbiota). Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan dan mengedukasi masyarakat mengenai probiotik dan manfaatnya dalam membantu menjaga kesehatan tubuh dengan menjaga keseimbangan gut microbiota saluran cerna. Hingga saat ini probiotik dan manfaatnya bagi kesehatan masih belum banyak dikenal dikalangan masyarakat, sehingga dengan adanya kegiatan ini diharapkan masyarakat menjadi mengenal probiotik dan mengonsumsi probiotik sebagai bagian dari pola hidup sehatnya.
Pada tanggal 2 Oktober 2020, telah dilaksanakan Webinar Series Keamanan Pangan #7 dengan tema “Strategi Pengolahan Kakao (from Bean to Bar)”. Acara ini diselenggarakan oleh PUI-PT Probiotik, PSPG UGM dan APKEPI bekerjasama dengan BPTP Yogyakarta. Bagaimana proses pengeringan biji kakao fermentasi pada musim hujan? Bagaimana biji kakao hasil fermentasi dengan menggunakan kotak baru dan penambahan kultur starter Lactobacillus plantarum HL-15? Berbagai pertanyaan seputar proses pengeringan biji kakao akan dijelaskan oleh Dr. Ir. Tri Marwati, M.Si.
Pada tanggal 2 Oktober 2020, telah dilaksanakan Webinar Series Keamanan Pangan #7 dengan tema “Strategi Pengolahan Kakao (from Bean to Bar)”. Acara yang diselenggarakan oleh PSPG, PUI-PT Probiotik, dan APKEPI bekerjasama dengan BPTP Yogyakarta ini mengupas tuntas seputar pengolahan kakao dari hulu ke hilir. Selain itu pada webinar ini juga diperkenalkan tentang Cokelat probiotik, yaitu cokelat yang mengandung bakteri baik, yang merupakan salah satu produk hasil penelitian tim peneliti PSPG, FTP UGM, BPTP, dan Cokelat nDalem dengan dukungan pendanaan dari LPDP RI. Cokelat probiotik “Chobio” ini pun turut menjadi sponsor pada webinar ini.
Outlook Indonesia sangat tergantung pada pola konsumsi dan investasi masyarakat yang didukung dengan data perekonomian Indonesia pada Triwulan II 2020 terkontraksi sebesar 5,32% (Y-on-Y). Sebelum pandemi COVID-19, pola konsumsi pangan masyarakat Indonesia yaitu from farm to table. Dengan melihat data pertumbuhan ekonomi Indonesia yang menurun dan berkorelasi dengan daya beli masyarakat juga menurun, maka industri makanan dan minuman perlu melakukan adaptasi supaya ketahanan pangan dan sustainability lebih terasa. Adaptasi tersebut bisa dengan cara digitalisasi agar produsen, supplier, marketer lebih efisien dalam beroperasi. Konsumsi rumah tangga sebagai motor penggerak Indonesia mengalami kontraksi sebesar 5,51% karena konsumen sangat berhati-hati membelanjakan uang dan behemat di tengah unpredictable condition.
Pada masa pandemi COVID-19 ternyata mengakibatkan pola konsumsi masyarakat berubah. Masyarakat lebih senang memasak dan makan di rumah karena ada mandat stay at home, social distancing, PSBB dll, sehingga muncul e-commerce yang menjadi andalan artinya pola konsumsi mengalami perubahan dari ritel dan gerai offline ke online. Faktor utama yang mendorong keputusan belanja konsumen yaitu ketersediaan produk, fungsi produk & delivery (kecepatan dan kenyamanan).
Saat ini pertanyaan yang sering muncul pada jenis makanan yang dikonsumsi antara lain di mana diperoleh, bagaimana dan di mana disiapkan, serta bagaimana diproduksi dan disimpan. Perubahan pola konsumsi masyarakat yang terjadi antara lain keinginan untuk:
1. Minimal human touch points
Transisi ke home cooking karena konsumen juga ingin membatasi keterpaparan mereka terhadap keramaian. Kondisi ini meningkatkan penjualan bahan pokok memasak, perlengkapan makan, dan makanan pendamping.
2. Healthy eating
Nilai konsumsi makanan sehat seperti buah-buahan dan sayuran dalam pengelolaan kondisi didokumentasikan dengan baik.
3. Food safety
Kekhawatiran seputar keamanan pangan juga menjadi alasan transisi ke home cooking.
4. Fokus pada makanan lokal
Kesadaran yang meningkat tentang keamanan pangan dan keinginan untuk makanan yang lebih bergizi akan meningkatkan permintaan untuk makanan lokal.
Kebijakan social distancing, stay at home, dan tindakan lainnya selama pandemi telah mendorong konsumen antara lain meningkatkan online shopping, penggunaan social media, dan internet telephony. Akibatnya terjadi lonjakan Business-to-Consumers (B2C) sales dan peningkatan Business-to-Business (B2B) e-commerce utamanya penjualan online perlengkapan medis, kebutuhan rumah tangga dan produk makanan. e-commerce membantu meringankan beberapa tantangan di masa pandemi yaitu menawarkan layanan data, meningkatkan layanan pengiriman, meningkatkan kapasitas jaringan, menurunkan atau menghapus biaya transaksi pada pembayaran digital.
Beberapa inovasi pengiriman makanan yang diharapkan diregulasi dengan panduan yang baik yaitu:
1. Menampilkan SuhuTubuh
Platform pengiriman makanan berbagi pembacaan suhu dari kurir, koki dan personel lain yang terlibat dalam membuat dan mengirimkan makanan.
2. Safety Seal
Terjadi peningkatan dalam satu pesanan banyak menu dari merchant yang berbeda. Platform pengiriman menjaga keamanan mitra driver sehingga aman dan nyaman mengantar makanan sehingga pelanggan memperoleh
pengalaman menyantap makanan dengan menyenangkan.
3. Contactless Delivery
Platform pengiriman meningkatkan upayanya untuk mengurangi infeksi silang dari virus terutama pengiriman obat, makanan dan pasokan medis lainnya. Beberapa platform pengiriman menggunakan drone dan robot.
Saat ini frozen food mulai diminati masyarakat. Prospek industri frozen food didasari lifestyle milenial yang membutuhkan makanan convenience, lebih lama disimpan, mudah dibawa ke mana-mana dan siap serta cepat disajikan setiap saat. IKM Frozen Food mencapai 10% dari total IKM pangan olahan (GAPMMI, 2019). Perlu dicermati bahwa saat ini yang mensuplai Frozen Food selain produsen pangan juga dilakukan restaurant dan rumahan baik dilakukan dengan direct selling, melalui marketplace, reseller, atau dropshipper.
Strategi makanan RTE (ready to eat) di masa pandemi agar mampu bertahan, misalnya:
1. Tidak memberlakukan layanan Dine-in
2. Restaurant Favorites at Home: fine dining
Menghadirkan chef professional di rumah untuk mempersiapkan misal threecourse meal dengan peralatan dan bahan makanan yang dibawanya sendiri.
3. Takeaway food & home meal delivery services (pabrik, restaurant, homemade) misal frozen food and ready to cook.
Oleh: Kartika Wulan Sari
Kartika Wulan Sari
Pangan berperan penti untuk hidup yang berkualitas. Namun apa yang menyebabkan bahan pangan menjadi tidak aman? Ada banyak faktor yang menyebabkan bahan pangan menjadi tidak aman meliputi adanya cemaran mikotoksin, biologis, bahaya fisik, dan kimia. Beberapa kasus pencemaran bahan pangan yang disebabkan oleh bahan kimia yaitu ditemukannya melamin dalam susu formula bayi dengan tujuan meningkatkan kandungan protein dalam susu namun sebenarnya berdampak kurang baik bagi bayi yang mengonsumsi, terbentuknya akrilamida dalam proses pengolahan termal (>120C), ditemukannya dioxin yang melebihi ambang batas, ditemukan bahan tambahan pangan yang tidak diijinkan misalnya formalin, boraks.
Ada dua tipe cemaran kimia yaitu cemaran kimia yang berasal dari bahannya sendiri contohnya toksin yang ada di dalam kerang (shellfish toxin) , cemaran logam berat contohnya Arsenik, Merkuri, Cadmium yang berasal dari air tercemar, alat masak/pengemas yang mengandung logam berbahaya dan mengalami pengikisan, dari udara yang tercemar knalpot kendaraan bermotor dan cemaran kimia yang diakibatkan karena ulah manusia contohnya penambahan bahan tambahan pangan yang melebihi batas ambang.
Dengan mengetahui adanya cemaran kimia dalam bahan pangan, lalu bagaimana jika tubuh terpapar terlalu banyak dan terlalu sering mengonsumsi bahan pangan tersebut? Tentunya akan berdampak negatif bagi kesehatan yaitu menyebabkan gangguan saraf, anemia, gangguan fungsi ginjal, gangguan organ reproduksi peningkatan tekanan darah dan penurunan berat badan. Sehingga perlu ditetapkan batas aman kandungan bahan kimia yang diizinkan dikonsumsi untuk masyarakat.
Beberapa indikator dapat digunakan untuk menunjukkan bahwa suatu pangan tidak aman karena cemaran kimia. Tanda-tanda yang mudah ditemukan antara lain berbau bahan kimia, adanya pertumbuhan miselia jamur dan beberapa indikator lainnya, bahan lain yang juga berbahaya bagi kesehatan adalah pewarna, pengawet dan bahan tambahan lain dari jenis yang tidak diperuntukkan untuk pangan seperti formalin yang akhir-akhir ini menjadi isu di Indonesia. Namun demikian, bahan tambahan dari jenis yang aman yang digolongkan sebagai bahan tambahan pangan juga dapat mengganggu kesehatan apabila digunakan sembarangan dan dengan takaran yang tidak sesuai.
Oleh: Kartika Wulan Sari
![](http://cfns.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/861/2020/09/120195259_802729017206337_6293782334181278176_o-300x300.jpg)
Ikuti Webinar Series Keamanan Pangan #7 dengan topik “Strategi Pengolahan Kakao (from Bean to Bar)” yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM yang bekerjasama dengan APKEPI, PUIPT, LPDP, BPTP Yogyakarta dan KAGAMA TP.
Webinar kali ini disponsori oleh Chobio (Cokelat mengandung bakteri baik). Kini menghadirkan 5 narasumber yang expert dalam bidang pengolahan kakao.
Jangan lupa catat tanggal pelaksanaannya
Jum’at, 2 Oktober 2020
08.30 – 11.30 WIB
melalui Cisco Webex
DAFTAR SEKARANG!
bit.ly/panganaman7
atau hubungi Mifta 087843283744
(via Whatsapp)
GRATIS! Seluruh peserta akan mendapatkan e-sertifikat. Ayo daftar, jangan sampai ketinggalan!