Menindaklanjuti Surat Edaran Rektor Nomor 3711/UN1.P/SET-R/KR/2020 tertanggal 22 Mei 2020 tentang Pedoman KBM dalam Masa Pandemi COVID-19, dengan ini diberitahukan bahwa Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM membuka kembali pelayanan penelitian mahasiswa dan penerimaan pengujian mulai hari Selasa tanggal 2 Juni 2020, dengan menerapkan protokol kesehatan. Adapun pengumuman selengkapnya sebagai berikut:
PSPG
Bakteri asam laktat yang dikenal sebagai bakteri baik, yang banyak ditemukan di berbagai makanan fermentasi tradisional, sampai dengan saat ini masih tetap menjadi topik menarik.
Makanan fermentasi tradisional yang di Indonesia banyak berlangsung secara tradisional merupakan sumber BAL yang penting untuk dieksplorasi, diawali dengan isolasi, selanjutnya dilakukan skrining sesuai dengan potensi BAL yang akan dipelajari.
Materi Workshop yang ditulis pada tahun 1997 tentang Bakteri Asam Laktat masih relevan untuk digunakan. Oleh karena itu, materi ini di upload di web PSPG, untuk memudahkan para peneliti awal di dalam melakukan isolasi bakteri ini. PSPG UGM telah mengawali isolasi BAL sejak awal tahun 90-an, memiliki banyak koleksi bakteri yang tersimpan dalam ampul dan dikelola oleh Food and Nutrition Culture Collection (FNCC).
Dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakan akan keamanan pangan, terutama di bidang mikrobiologi, International Union of Microbiological Societies (IUMS) secara rutin menyelenggarakan IUMS Outreach Program di berbagai negara. Di tahun 2020, IUMS bekerjasama dengan Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM menyelenggarakan 6th IUMS Outreach Program on Food Safety and Microbial Toxins pada 20 – 21 Februari 2020 di University Club UGM. Program yang dilaksanakan selama 2 hari ini menghadirkan 10 pembicara yang berasal dari luar negeri dan 10 pembicara dari dalam negeri. Negara negara yang berpartisipasi dalam program ini antara lain adalah, Inggris, Malta, Prancis, Belanda, Denmark, Belgia, Thailand, Malaysia, dan Fililipina. Dalam IUMS Outreach Program 2020, Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM, yang kala itu diwakili oleh Prof. Dr. Endang S Rahayu, MS, memberikan pemaparan mengenai hasil penelitian cokelat probiotik yang aman. Produk cokelat terbuat dari biji kakao yang mudah terpapar cemaran jamur maupun mikotoksin. Penelitian ESR melakukan upaya untuk meminimalkan cemaran jamur maupun mikotoksin pada biji kakao menggunakan kultur BAL Lactobacillus plantarum HL-15 pada saat fermentasi biji kakao. Untuk mengetahui berbagai materi yang dipresentasikan dalam program IUMS Outreach Program 2020, silahkan dapat klik di link dibawah ini.
Asian Conference on Lactic Acid Bacteria (ACLAB) merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh Asian Federation of Societies for Lactic Acid Bacteria (AFSLAB) setiap dua tahun sekali. Setiap negara anggota AFSLAB akan bergantian menyelenggarakan acara ini. Di tahun 2019, ACLAB-10 telah diselenggarakan di Indonesia bekerjasama dengan Perkumpulan Mikrobiologis Indonesia (PERMI) dan Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI). Acara konferensi yang diselenggarakan selama dua hari di Grha Sabha Pramana, UGM tersebut menghadirkan 25 ahli di bidang BAL, probiotik, dan Gut Microbiota, dari berbagai negara di Asia, yaitu China, Filipina, Jepang, India, Iran, Korea Selatan, Malaysia, Mongolia, Taiwan, Thailand, dan Singapura. Peserta ACLAB-10 juga datang berbagai dari negara di Asia, tak hanya berasal dari Indonesia saja. Total terdapat 297 peserta yang terdiri dari 102 peserta luar negeri dan 195 peserta dalam negeri. Silahkan klik link dibawah ini untuk mengetahui materi-materi apa saja yang dipresentasikan di ACLAB-10.
Oleh: Prof. Dr. Ir. Endang S. Rahayu, MS.
Sesuai dengan definisi yang ada bahwa probiotik merupakan mikroorganisme yang dikonsumsi dalam kondisi hidup dengan jumlah yang cukup serta mampu berkembang biak dalam saluran pencernaan manusia dan membawa manfaat kesehatan (FAO/WHO, 2002). Maka persyaratan utama bakteri probiotik adalah memiliki kemampuan untuk tetap hidup saat melewati lambung, saluran pencernaan dengan berbagai aktivitas enzimatik, akhirnya menuju kolon dan berkembang serta membawa manfaat bagi kesehatan tubuh. Kemampuan berkembang biak pada kolon dapat diuji dengan terdapatnya bakteri probiotik dalam feses setelah subjek mengonsumsi bakteri ini (Utami dkk 2015 dan Rahayu dkk 2016).
Oleh: Tim Peneliti Probiotik dan Gut Microbiota PSPG UGM
Para atlet sering melakukan latihan rutin maupun kompetisi sehingga wajib memiliki imunitas yang kuat. Namun, di sisi lain mereka memiliki resiko infeksi yang tinggi karena terekspos patogen, kondisi lingkungan, stres, diet, dan pola tidur yang minim. Dalam hal ini, suplementasi probiotik menunjukkan dapat membantu dalam beberapa kondisi tertentu, terutama efek samping antibiotik, IBS, modulasi sistem umum, alergi dan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA/URTI, upper respiratory tract infection). Mengingat manfaat potensial ini, ada minat dalam penggunaan probiotik khususnya pada atlet untuk membantu menjaga kesehatan umum secara keseluruhan, meningkatkan fungsi kekebalan tubuh atau mengurangi insiden URTI dan keparahan gejala/durasi.
Oleh: Nancy Eka Putri M. S.Pt., M.Sc.
Kanker merupakan penyakit mematikan yang ditakuti oleh semua orang. Terdapat 9,8 juta kematian yang terjadi akibat kanker pada tahun 2018, dan kanker kolon atau colorectal cancer (CRC) merupakan jenis kanker yang menempati urutan ketiga paling umum terjadi di dunia dengan 1,80 juta kasus dan menempati urutan kedua dengan angka kematian tertinggi di dunia yaitu 862.000 kematian (WHO, 2018). Peningkatan CRC pada negara berkembang dapat disebabkan oleh peningkatan populasi yang menua, kebiasan hidup modern, kebiasaan diet, dan peningkatan faktor resiko CRC. Faktor resiko CRC adalah penyakit genetik, merokok, alkohol, dan kurangnya olahraga Persentase kematian CRC di Indonesia pada 2014 sebesar 10% dari 103.000 angka kematian CRC pada pria dan 8,5% dari 92.000 pada wanita. (Kupers, et al., 2016; Mustafa et al., 2016; Anonim, 2014)
Oleh: Nancy Eka Putri M., S. Pt., M.Sc.
Kita telah mengetahui bahwa ProbioGama merupakan produk probiotik unggulan dari UGM. Probiotik berbentuk powder yang diproduksi oleh Unit Produksi Probiotik dan Kultur Starter Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM ini selain berperan dalam menjaga keseimbangan populasi gut microbiota, juga berperan sangat baik untuk menjaga keseimbangan lingkungan kolon melalui Short Chain Fatty Acid atau biasa disingkat SCFA.
SCFA atau asam lemak rantai pendek merupakan hasil fermentasi dari karbohidrat tak tercerna atau terserap oleh usus halus. SCFA yang paling banyak yaitu asam asetat, asam propionat, dan asam butirat. SCFA secara umum berperan dalam mempengaruhi lingkungan kolon agar nutrien yang kita makan terserap dengan baik. SCFA juga memiliki manfaat secara khusus untuk masing-masing komponen, asam asetat merupakan komponen SCFA yang mempunyai konsentrasi tertinggi berfungsi sebagai substrat utama sintesis kolesterol; asam propionat yang berguna sebagai anti-mikrobia, anti-inflamasi, dan meningkatkan sensitifitas insulin; serta asam butirat yang merupakan antikarsinogenik dan anti-inflamasi sehingga dapat berguna untuk mencegah kanker kolon (Vipperia dan S. O’Keefe, 2012).
Oleh: Pratama Nur Hasan, STP., M.Sc.
Bagi sebagian orang masih cukup awam dengan istilah probiotik. Probiotik dapat diartikan sebagai mikrobiota yang memiliki manfaat terhadap kesehatan terhadap inangnya (FAO/WHO, 2002). Probiotik sudah cukup banyak di pasaran dalam bentuk minuman kemasan dan dalam bentuk serbuk yang dikemas dalam sachet.
Tim peneliti PSPG dan FTP UGM telah banyak melakukan proses isolasi probiotik, salah satu produk probiotik powder unggulannya adalah “ProbioGama”. ProbioGama adalah powder Probiotik lokal yang berisi bakteri Lactobacillus plantarum Dad-13, yang merupakan bakteri indigenous yang diisolasi oleh Tim Peneliti Probiotik PSPG dan FTP UGM. Probiogama dikemas dalam sachet alumunium foil dengan berat 1 gram dan tiap gram memiliki viabilitas 109 cfu/g bakteri hidup.
Oleh: Rafli Zulfa Kamil (Promovendus Program Studi Ilmu & Teknologi Pangan UGM)
Malnutrisi merupakan double burden permasalahan gizi secara global yang mencakup dua hal yaitu undernutrition (kekurangan gizi) dan overnutrition (kelebihan gizi). Sebagai salah satu negara berkembang, permasalahan gizi pada anak yang paling tinggi di Indonesia adalah undernutrition (gizi kurang, gizi buruk dan stunting). Pada tahun 2011, WHO mengestimasi secara global jika sebanyak 115 juta (18%) anak-anak dibawah lima tahun memiliki berat badan dibawah normal dan sebanyak 178 juta (28%) menderita stunting.