Oleh: Nancy Eka Putri M., S. Pt., M.Sc.
Kita telah mengetahui bahwa ProbioGama merupakan produk probiotik unggulan dari UGM. Probiotik berbentuk powder yang diproduksi oleh Unit Produksi Probiotik dan Kultur Starter Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM ini selain berperan dalam menjaga keseimbangan populasi gut microbiota, juga berperan sangat baik untuk menjaga keseimbangan lingkungan kolon melalui Short Chain Fatty Acid atau biasa disingkat SCFA.
SCFA atau asam lemak rantai pendek merupakan hasil fermentasi dari karbohidrat tak tercerna atau terserap oleh usus halus. SCFA yang paling banyak yaitu asam asetat, asam propionat, dan asam butirat. SCFA secara umum berperan dalam mempengaruhi lingkungan kolon agar nutrien yang kita makan terserap dengan baik. SCFA juga memiliki manfaat secara khusus untuk masing-masing komponen, asam asetat merupakan komponen SCFA yang mempunyai konsentrasi tertinggi berfungsi sebagai substrat utama sintesis kolesterol; asam propionat yang berguna sebagai anti-mikrobia, anti-inflamasi, dan meningkatkan sensitifitas insulin; serta asam butirat yang merupakan antikarsinogenik dan anti-inflamasi sehingga dapat berguna untuk mencegah kanker kolon (Vipperia dan S. O’Keefe, 2012).
Rumus kimia SCFA yaitu:
59C6H12O6 + 38H2O → 60 asam asetat + 22 asam propionat + 18 asam butirat + 96CO2 + 256H+
(Zeng et al., 2014)
Penelitian tentang efek ProbioGama dalam menjaga kesehatan lingkungan kolon sudah dilakukan di beberapa daerah di Indonesia seperti di Yogyakarta dan Sumatera Utara. Dilansir dari jurnal Banin et al. (2019), ProbioGama yang berisi 109 cfu/g bakteri indigenous Lactobacillus plantarum Dad-13 dan dikonsumsi selama 60 hari dapat meningkatkan konsentrasi SCFA anak-anak sehat usia sekolah di Ngemplak, Yogyakarta terutama untuk konsentrasi asam propionat. Konsentrasi asam propionat meningkat secara signifikan pada kelompok probiotik apabila dibandingkan dengan plasebo. Peningkatan konsentrasi asam propionat terjadi pada 85% individu pada kelompok probiotik, diikuti oleh asam asetat dan asam butirat yaitu sebesar 65% dan 60%. Selain itu, peningkatan SCFA ini juga diperkuat dengan penurunan pH kolon secara signifikan.
Mekanisme ProbioGama menjaga kesehatan lingkungan kolon yaitu probiotik indigenous L. plantarum Dad-13 yang terkandung dalam produk akan menambah jumlah bakteri baik (seperti Bifidobacterium dan Lactobacillus) dalam kolon sehingga lebih banyak nutrien yang difermentasi oleh bakteri baik dan akan meningkatkan SCFA. Peningkatkan SCFA ini membuat kolon berada pada kondisi asam karena pH kolon turun seiring peningkatan SCFA. Bakteri patogen dalam kolon yang tidak tahan pada pH rendah akan mengalami penurunan populasi sehingga populasi gut microbiota dan lingkungan kolon menjadi seimbang. Kondisi lingkugan yang baik ini akan membantu penyerapan nutrien menjadi lebih optimal.
Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa ProbioGama baik dikonsumsi untuk menjaga kesehatan lingkungan kolon.
Referensi:
Banin, M. M., T. Utami, M. N. Cahyo, J. Widada, and E. S. Rahayu. 2019. “Effects of Consumption of Probiotic Powder Containing Lactobacillus plantarum Dad-13 on Fecal Bacterial Population in School-Age Children in Indonesia.” International Journal of Probiotics and Prebiotics 14(2016): 1–8.
Vipperia, K. dan S. O’Keefe. 2012. The Microbiota and its Metabolites in Colonic Mucosal Health and Cancer Risk. Nutrition in Clinical Practice. 27 (5) : 624 – 635.
Zeng, H., D. L. Lazarova, dan M. Bordonaro. 2014. Mechanismc linking dietary fiber, gut microbiota and colon cancer prevention. World J. Gastrointest Oncol. 6 (2) : 41 – 51.